Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk meramaikan
apalagi membesar-besarkan makna tahun baru. Sebab, bagi saya hari-hari memiliki
nilai yang sama, apa pun namanya, dan di mana pun letaknya, kecuali tentu yang
menurut tuntutan Allah dan RasulNya memang memiliki keutamaan. Tulisan ini
hanya dimaksudkan untuk mengetuk hati para pemegang amanah di negeri ini untuk
menyelamatkan negeri ini dari keadaan salah urus dan salah kelola yang pernah
dan masih terjadi di negeri kita tercinta ini, serta dukungan dari kita, rakyat
untuk membawa pengembangan dan pembangunan negeri ini ke arah yang benar, ke
rel yang semestinya.
Bahwa banyak pemegang amanah negeri ini tidak
menepati janjinya untuk mendapatkan jabatannya adalah suatu kenyataan; bahwa
banyak pemegang amanah negeri ini tidak melaksanakan visi dan misinya untuk
memperoleh kedudukannya adalah fakta; bahwa banyak pemegang amanah negeri ini
tidak menjalankan tugas yang diembannya tak dapat dibantah; bahwa banyak
pemegang amanah negeri ini tidak peduli kepada tanggung jawab yang dipikulnya
tak dapat diingkari; bahwa banyak pemegang amanah negeri ini menyalahgunakan
jabatannya tak dapat dibantah lagi.
Alih-alih memajukan dan membangun wilayah yang
menjadi wewenangnya, malahan membangun dirinya dan keluarganya. Alih-alih
memajukan dan membangun kesejahteraan rakyatnya, malahan memajukian dan
membangun kesejahteraanya sendiri dan keluarganya. Alih-alih memberikan peluang
kepada rakyatnya untuk memperoleh hak-hak mereka, malahan menutupnya dan
memberikannya kepada keluarganya. Alih-alih mwembangun prasarana yang
diperlukan untuk pembangunan dan penciptaan iklim yang kondusif bagi kegiatan
usaha, malahan meniulep dana-dana ini untuk memperkaya diri dan keluarganya.
Dan banyak lagi alih-alih.... Dan malahan-malahan lainnya.
Tentu saja ini bukan rekaan tetapi kenyataan.
Masyarakat tidak hanya dapat membaca dan mendengar dari media masa, tetapi juga
dapat melihat dari layar kaca. Mereka dapat melihat tidak sedikit anggota DPR,
dan DPRD yang tidak hanya tampil di pengadilan tetapi bahkan mendekam di dalam
penjara; mereka dapat melihat tidak hanya satu dua kepala deaerah beberapa kali
lipat dari itu sudah mendekam di dalam penjara; yang lebih menyedihkan, mereka
dapat melihat oknum penegak hukum yang malahan menjadi terhukum, dan, cukup
banyak petinggi negeri ini, mantan menteri, bahkan ada juga menteri yang sudah
dihukum, sedang menjalani hukuman, dan masih menunggu proses pemeriksaan di
KPK. Mereka ini, ini adalah orang-orang yang apes, orang-orang yang ketiban
sial, karena diperkirakan masih ada para pejabat, mantan pejabat dengan
kejahatan atau lebih halusnya kesalahan yang sama bahkan lebih besar yang belum
tersentuh tangan-tangan hukum.
Kenyataan bahwa banyak pemegang amanah negeri
ini yang menyalah gunakan kepercayaan rakyat, tidak menafikan keberadaan
mereka, para pemegang amanah yang bersih, menghindarkan diri dari percikan
noda, bahkan tidak hanya satu, dua yang memiliki kinerja yang membuat rakyatnya
menjadi bangga. Kepada mereka kita masih bisa berharap untuk membawa
pengelolaan negara dan bangsa ini di jalan yang seharusnya. Kepada mereka kita
masih bisa berharap untuk membawa negara dan bangsa ini ke rel yang
sesungguhnya. Setidak-tidaknya di sisa-sisa jabatan mereka dapat: (a) kalaupun
tidak menghapuskan sama sekali penyimpangan atau penyalahgunaan amanah yang
dipercayakan kepada mereka; (b) meletakkan dasar bagi para pemegang amanah
berikutnya untuk secara bertahap mengeluarkan negara ini dari ketergantungan
kepada negara lain dengan:
(1) jika terpaksa berhutang (debt), hendaknya
dapat secara bertahap daapat diperkecil sehingga sampai ke titik nol; (2)
secara bertahap melepaskan diri dari kebiasaan meminta pinjaman (loan); dan (3)
secara bertahap dapat membebaskan diri dari harapan menerima ssedekah (hibah,
grant) dari bangsa lain; dan ini insyaallah akan membawa dampak positif, yaitu
(4) kita bisa melepaskan diri dari dikte negara lain, dan (5) tidak selalu
menyatakan “yes” kepada negara-negara “yang berjasa memberi pinjaman” sekalipun
itu dapat merugakan kepentingan nasional, tetapi dapat dengan kepala tegak
menyatakan “no” dan menegakkan harkat dan martabat kita sebagai bangsa; (c)
mengoptimalkan berkah, rahmah dan anugerah Allah kepada bangsa ini, seperti
pemanfaatan optimal tanah-tanah pertanian, lahan-lahan kering, sumber-daya
kelautan dan lain-lainnya; (6) penyerapan kemampuan dan ketrampilan anak-anak
kita dalam pengembangan dan pembangunan negeri ini, dengan melakukan pembinaan
dan pelatihan sesuai dengan ketrampilan dan keahlian kita.
Sekalipun ini hanya harapan, tetapi
mudah-mudahan dapat dipertimbangkan untuk kebaikan kita ke depan. Dan tentu,
banyak harapan lainnya dari anak-anak bangsa ini. Mudah-mudahan juga mereka
dapat menuangkannya dalam tulisan disertai pula dengan saran perbaaikannya ke
depan. Kiranya, ini yang dapat saya sampaikan, dan semoga negara dan bangsa ini
dari tahun-tahun ketahun menjadi semakin baik, sehingga pada saatnya para
pemegang amanah bersama-sama dengan semua komponen bangsa dapat mewujudkab
keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan di negara ini. Dan, semoga para pemegang
amanah negeri ini khusnul khatimah dalam mengemban dan melaksanakan amanah
rakyat negeri kita tercinta, Indonesia.