Rss Feed Facebook Twitter Google Plus
Nikmatilah setiap detik anda membaca ARTIKEL, PUISI, HUMOR, CEPEN dan yang lainnya, semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi anda dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin.

post:


Selasa, 07 Januari 2014

Permasalahan sosial: Pengentasan Kemiskinan di Lombok NTB, Kajian Teori dan Aplikasi..






Berbagai macam gelombang atau pasang surut kehidupan (Bioritmik) merupakan bagian yang menyertai perjalan kehidupan manusia, cobaan dan penemuan jalan buntu silih berganti bagai perputaran bumi, antara atas dan bawah, terkadang menemukan kehidupan yang layak, kemudian menjadi pengangguran,, bahkan putus harapan (Despond). Gejolak kehidupan seperti ini, memerlukan semangat dan kegigihan yang Ekstraordinari (luar biasa), serta proses berfikir (Bifurkasi) yang matang agar menemukan jawaban dari setiap masalah yang dihadapi.
Dengan adanya sistem yang dijadikan sebagai basic untuk pengatur kehidupan didunia, antara sesama manusia dan mahluk yang lainnya, hal ini, mengindikasikan adanya satu keterikatan satu sama lain dalam proses menjalani hidup, baik antara yang kaya dengan yang miskin, pemerintah dengan rakyat, penguasa dengan pekerja (buruh), dan keterikatan-keterikatan yang melahirkan satu sistem yang harus dipatuhi bersama. Akan tetapi tidak jarang keterikatan tersebut menimbulkan masalah besar yang berdampak pada permasalahan sosial yang sangat krusia; pengemis, gelandangan, pemulung, perampokan, kerusuhan, dan yang lainnya, sehingga membutuhkan satu solusi yang tepat, guna mengatasi permasalahan sosial tersebut.
Adapun solusi yang ditawarkan oleh pemerintah dalam mengatasi masalah adalah dengan program pemberdayaan pemuda dan pengembangan masyarakat, tetapi masih bermuara pada banyaknya Ekstrojeksi (pengeluaran) yang dihamburkan oleh pemerintah sebagai wujud kepedulian kepada rakyat, guna meminimalisir permasalahan sosial yang ada. sudah banyak penggalangan konsep dengan pertimbangan secara matang (Deliberasi) yang ditawarkan oleh pemerintah melalui program-program pemberdayaan dan pengembangan, namun hal tersebut masih saja berbenturan dengan aplikasi yang kurang maksimal, sehingga membuat konsep tersebut menjadi basi dimata masyarakat.
Melirik berbagai macam permasalahan sosial dan tawaran pemerintah yang selama ini masih kurang maksimal, kemudian berdampak pada lahirnya berbagai macam penelitian ilmiah tentang permasalahan sosial yang ada, dengan menghasilkan solusi yang terkait dengan permasalahan sosial dimasing-masing daerah. Hasil tersebut kemudian menjadi barometer kebijakan pemerintah dalam upaya mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat, namun hal tersebut masih saja berbenturan dengan hasil lapangan yang tidak maksimal.
Oleh karena itu, kehadiran tulisan ini, mudah-mudahan memberikan satu solusi yang kongkrit bagi penyelesaian masalah sosial yang ada dalam masyarakat, mencoba menggabungkan dua sisi antara pemberdayaan pemuda dan pengembangan masyarakat  agar lebih efisien dan memiliki keterikatan yang kuat satu sama lain. Namun, masih merujuk pada konsep-konsep yang selama ini belum terlaksana dengan maksimal.


Pengebangan pemuda merupakan bagian penting dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dan sebagai salah satu wujud pemerintah untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah sosial yang selama ini telah banyak menghabiskan anggaran dana, masalah yang menjadi momok yang menakutkan ketika kemiskinan terus melanda dan menjadi permasalahan sosial dalam baris yang paling utama.
Pengembangan masyarakat sebagai wujud menyelesaikan permasalahan sosial tersebut, perlu terus dikembang sebagai bentuk pelaksanaan program-program dalam pengembangan masyarakat yang selama ini masih terasa belum maksimal dan membuahkan hasil sesuai cita-cita bangsa yang tertuang dalam pancasila ‘keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia’. dilain sisi, pertarungan kematangan konsep dengan aplikasi menjadi taruhan besar masih saja mandek pada kepentingan nasib segelintir orang, sehingga program-program pengembangan masyarakat dinilai hanya sebagai pengalihan dan pengambilan modal Negara dalam memberikan kesejahteraan bagi para pemegang kebijakan.


Tujuan dalam hal ini adalah mengetahui sejauh mana pemerintah melirik generasi muda sebagai agent of change and agent of control dalam masyarakat, sehingga pemuda menjadi salah satu solusi yang harus dimanfaatkan dalam upaya pengentasan kemiskinan dan ketergantungan masyarakat terhadap uluran tangan pemerintah. Selain itu, bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengembangkan masyarakat Lombok dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Adapun manfaat yang bisa diambil adalah mengetahui tingkat keberhasilan pemuda melalui pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah, dan tingkat keberhasilan pemerintah dalam pengembangan masyarakat Lombok, guna penyelesaian masalah sosial (kemiskinan) yang selama ini dijadikan modal kampaye dalam PEMILU.


Pemberdayaan Pemuda
Pengembangan pemuda melalui program KUPP, pendidikan kecakapan hidup dan SP3 yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang mulai digulirkan pada tahun 2009 lalu, program tersebut berbentuk pelatihan kewirausahaan yang diperuntukkan bagi sarjana yang belum memiliki pekerjaan. Harapan besar dalam kegiatan ini adalah terciptanya kemandirian pemuda agar tidak bergantung pada orang lain, baik bergantung pada orang tua, dan bergantung pada program-program pemerintah.
Kemandirian pemuda diharapkan menjadi solusi dari permasalahan yang selama ini menjangkit kaum muda, dalam upaya mengurangi pengangguran. Ketiga program yang luncurkan ini, dilakukan dengan terpisah sesuai dengan target yang diharapkan, Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) ditargetkan bagi pemuda yang memiliki kelompok usaha, dengan jumlah bantuan perorang sekitar Rp. 1.000.000, yang dibagikan kepada 620 pemuda. Selanjutnya jumlah penerima bantuan untuk program pendidikan kecakapan hidup melalui lembaga kepemudaan sebanyak 100 orang  yang terbagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok beranggotakan sebanyak lima orang dan diberikan dana bantuan sebesar lima juta rupiah.
Program Sarjana Penggerak Perekonomian Pedesaan (SP3), Khusus untuk program SP3 ini hanya dilaksanakan di lima kabupaten di NTB, yakni Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur,  Sumbawa dan Kabupaten Bima. Usaha produktif yang akan dilakukan oleh para pemuda penerima dana pemberdayaan tersebut adalah  usaha permebelan, perbengkelan, menjahit, beternak ayam dan kambing dan berberapa kegiatan usaha yang dinilai produktif dan mampu membangkitkan jiwa mandiri untuk berwirausaha. (sumber; http://www.antarantb.com)

Pengembangan Masyarakat
Desa Mapan merupakan program kerjasama antara kementrian pertanian yang dilaksanakan oleh seluruh badan ketahan pangan (BKP) seluruh provinsi, termasuk NTB. Program Desa Mapan ditujukan kepada desa yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya alam yang terjamin namun masih dalam keadaan terpuruk karena berbagai macam keadaan dan kendala. Desa Mapan adalah desa yang masyarakatnya mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahan pangan dan gizi melalui pengembangan subsistem ketersediaan, subsistem distribusi, dan subsistem konsumsi dengan memanfaatkan sumber daya setempat secara berkelanjutan.
Program aksi Desa Mapan dilaksanakan di desa-desa terpilih yang mempunyai rumah tangga miskin minimal 30 persen dari total jumlah penduduknya sehingga risiko rawan pangan dan gizi buruk dapat teridentifikasi. yakni membangun ekonomi masyarakat pedesaan sekaligus membangun pertanian. Dalam program desa mandiri pangan tersebut, masyarakat kurang mampu dilibatkan sepenuhnya dalam berbagai bidang usaha, seperti usaha bakulan dan lain sebagainya melalui pemanfaatan dana bantuan sebesar Rp100 juta kepada masing-masing Desa Mapan," katanya.
Dana bantuan tersebut sebagian besar diarahkan untuk membina para kelompok tani dan kelompok wanita tani dalam mengembangkan usaha ekonomi produktif yang pada akhirnya bisa meningkatkan taraf hidup petani di wilayah pedesaan, sehingga keluar dari garis kemiskinan. Dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012, desa mapan yang ada di NTB sudah mencapai 199 desa atau kelurahan. Dimana 30 desa atau kelurahan masih dalam tahap persiapan, 10 desa atau kelurahan dalam tahap penumbuhan, 49 desa atau kelurahan dalam tahap pengembangan, 28 desa atau kelurahan sudah mandiri, dan pasca mandiri sebanyak 82, (sumber: http://bkp.ntbprov.go.id).

Pemberdayaan pemuda dalam tawaran diatas, memiliki dasar konsep yang jelas dan terarah agar tercapai tujuan yang diharapkan, konsep pemberdayaan pemuda dan pengembangan masyarakat guna kemandirian dan kematangan generasi dalam upaya pengentasan kemiskinan. Secara sederhana, pemberdayaan pemuda melalui KUPP, SP3 dan pendidikan kecakapan hidup, dan pengembangan masyarakat melalui program desa Mapan, adalah selain bagian dari tanggungjawab, program tersebut juga akan memberikan dampak positif dalam upaya pemberdayaan pemuda dan pengembangan masyarakat.
Sebetulnya perkara yang paling penting dalam suatu program adalah hasil akhir atau aplikasi dari sebuah konsep yang direncanakan, keberhasilan akan menjadi nilai akhir yang penting untuk melihat sejauh mana konsep pembedayaan dan pengembangan berjalan dengan maksimal, karena salah satu opini dalam hal tersebut adalah adanya sebuah proses sosial yang masih direkayasa, program kesejahteraan yang dibangun hanya berlaku bagi pelaku bukan target atau sasaran.

Penomena yang menjamur pada masyarakat dewasa ini, jika di tilik dari kaca mata sosial, seyogyanya pengembangan dan pemberdayaan masih saja berbenturan dengan permasalahan aplikasi yang kurang maksimal. Berdampak pada melemahnya kepercayaan rakyat terhadap nilai murni pemberdayaan dan pengembangan yang diprogramkan oleh pemerintah. Dengan demikian, perlu adanya gagasan baru yang lebih berdampak pada kepentingan rakyat guna dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Adapaun gagasan tersebut adalah sebagai berikut;

Pertama, Desa Laundry (DL); desa laundry merupakan pemberdayaan masyarakat miskin agar memiliki pekerjaan untuk menutupi kebutuhan hidup, dimana desa laundry ini berlandaskan pada asas kebersamaan dan kesadaran masyarakat sebagai wujud rasa kemanusiaan yang tinggi, dalam hal membantu sesama manusia. Konsep desa laundry adalah membentuk satu unit usaha yang diberdayakan oleh pemerintah melalui anggaran dana dan sumbangsih dari masyarakat setempat, agar terwujudnya sinergi antara pemerintah dengan masyarakat setempat.
Adapun yang menjadi kewajiban masyarakat dalam hal ini adalah; masyarakat memberikan kepercayaan penuh kepada para pekerja yang sudah dibentuk oleh pemerintah desa, agar terbentuk adanya kerjasama yang baik antara para pekerja, masyarakat setempat dan pemerintah. Dan terbentuk suatu tatanan masyarakat sosial yang saling menguntungkan, dan hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan menjadi salah satu solusi dalam penangggulangan kemiskinan. Cara kerjanya adalah para pekerja desa laundry yang dibentuk oleh pemerintah adalah; setiap pagi para pekerja mengambil pakaian kotor masyarakat dengan cara berkeliling kesetiap rumah warga, satu kali dalam seminggu, dan warga sudah menyiapkan pakaian tersebut didepan rumah masing-masing atau tempat yang sudah disediakan.

Kedua, Desa Lingkungan Bersih (DLB); lingkungan bersih adalah harapan yang masih belum bisa terwujud sampai sekarang, walau pemerintah sudah membentuk para pekerja kebersihan untuk menghilangkan sampah-sampah yang ada, yang mengotori lingkungan. Kendati demikian, pekerja kebersihan tidak bisa mewujudkan Indonesia yang bersih. Salah satu cara untuk mengurangi sampah adalah dengan membentuk para pekerja lapangan yang akan mengontrol sampah-sampah dari warga masyarakat.
Cara kerjanya; pemerintah membentuk satu unit kerja, terdiri dari warga yang tidak memiliki pekerjaan sehari-hari guna keberfungsian sosial masyarakat. para pekerja berkeliling setiap hari untuk mengumpulkan sampah-sampah dari warga setempat, kemudian mengumpulkan pada satu titik yang mudah terjangkau oleh petugas kebersihan, agar mudah dibawa menuju pembuangan sampah yang sudah disediakan oleh pemerintah. Salah satu yang harus ditanamkan adalah kesadaran warga akan dampak sampah, sehingga warga harus mengikuti aturan pekerja lapangan, yakni; membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan oleh pekerja lapangan.

Ketiga, Program Harapan Petani (PHP); program harapan petani (PHP) adalah salah satu wujud kepedulian pemerintah, berlandaskan pada nilai-nilai kebersamaan, kejujuran, kepedulian, dan gotong royong. Tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini adalah kemandirian dan kemampuan petani dalam berdaya saing, baik pada pasar modern maupun pasar tradisional, bahkan pasar bebas. Program ini memiliki konsep yang sangat sederhana, pertama; penjaringan tenaga kerja, dimana target atau sasarannya adalah pemuda-pemuda yang tidak memiliki pekerjaan. Kedua; pemerintah membentuk satu tempat kerja, yang akan menyimpan segala kebutuhan petani.
Ketiga; petani berkewajiban mengikuti segala aturan yang diberlakukan oleh tim pekerja pemrintah (pemuda) untuk mengurangi dampak negatif dikemudian hari. Keempat; sebagai salah satu wujud kepedulian pemerintah terhadap generasi muda, khususnya para generasi muda jurusan pertanian, memberikan kesempatan dan dijadikan sebagai pengontrol petani dalam upaya mengurangi kegagalan yang berdampak pada kerugian petani, yakni melalui penelitian-penelitian hama dan sebagainya. Kelima; pemerintah dan para pekerja berkewajiban mengevaluasi segala bentuk keberhasilan dan kerugian yang ada, hal ini sebagai wujud untuk menghasilkan hasil yang lebih baik.

Keempat, Kelompok Usaha Masyarakat Mandiri (KUMM); gagasan yang keempat ini lebih kepada pemberdayaan pemuda dan pemberdayaan masyarakat jangka panjang dan mandiri. Misalnya; budidaya udang tambak, budidaya ikan, usaha permebelan, usaha pertokoan, usaha kesenian, dan usaha-usaha yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. program ini, memiliki cara kerja yang hampir sama dengan yang diatas, yakni; pemerintah bekerjasama dengan pemodal untuk membentuk usaha mandiri pada masyarakat, usaha-usaha tersebut kemudian berdasarkan pada keuntungan bersama, guna tercapainya kemandirian masyarakat dalam bersaing melawan ganasnya kehidupan.
Hal-hal lain, kemudian dirumuskan bersama untuk mencapai kesepakatan, kemudian membentuk satu tenaga kerja yang handal, dilatih dan didik untuk mampu bekerja secara profesional guna keberhasilan yang ingin dicapai.



Please...Share dong Sob, jika Sobat menyukainya :

0 komentar:

Posting Komentar

Hey…, sahabat-sahabat bloger, semoga sukses selalu dalam berkarya melalui tulisan… Jangan lupa meninggalkan jejak anda di blog saya ini. Terima kasih.

 

Popular Posts

Data Pengunjung

Putra NTB Menulis (BATUJAI)

Total Tayangan Halaman