Rss Feed Facebook Twitter Google Plus
Nikmatilah setiap detik anda membaca ARTIKEL, PUISI, HUMOR, CEPEN dan yang lainnya, semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi anda dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin.

post:


Minggu, 05 Januari 2014

Teori Onani: Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat






Onani yang kita kenal selama ini adalah bebau negatif, yakni melampiaskan nafsu dengan memainkan alat kelamin dengan segala cara, baik dilakukan oleh perorangan maupaun lebih untuk mencapai tujuan kepuasaan bersama. Dewasa ini, onani menjadi salah satu kebiasaan yang sering dilakukan oleh kaum laki-laki maupun perempuan untuk mendapatkan kepuasaan secara sendiri-sendiri. Tidak jarang, tempat-tempat pelampiasan onani diberbagai kota besar diseluruh belahan dunia telah tersedia dan terfasilitasi dengan mewah, guna terciptanya tempat yang nyaman dan aman.

kata Onani dalam istilah bahasa Arab menggunakan kata Istimna yang artinya usaha untuk mengeluarkan sperma atau mani. Menurut keterangan yang ada di Injil, istilah Onani berasal dari nama anak Judas yang bernama Onan. Ia disuruh olah ayahnya untuk menyetubuhi istri kakaknya, karena ia tidak berani dan birahinya telah memuncak sehingga Ia memuskan dirinya dengan mengelurkan sperma dengan tanganya sendiri sehinngga istilah Onani merupakan penisbatan terhadap Onan. Onani merupakan aktifitas extra yang biasa dilakukan oleh kawula muda untuk memenuhi hasrat yang telah terpendam dan tidak mampu untuk disalur secara sah sehingga mengambil cara alternative dengan Onani.

Onani tidak hanya terjadi pada laki-laki saja namun perempuan juga bisa melakukan onani yaitu biasanya dengan mengosok-gosok arena bidril atau klitoris dengan sentuhan erotis sehingga timbulah kenikmatan. Namun intensitas perempuan tidak sebanyak yang biasanya dilakukan oleh laki-laki., Menurut penelitian di Jerman, 99% laki-lakim pernah melkukan Onani. Jika dilihat dari pandangan seksiologi onani merupakan hal yang wajar karena adanya dorongan hormone testosterone yang sedang meluap-luap diumur 17-20-an. Namun dalam pandangan medis ada keuntungan dan kelebihan yang dihasilkan akibat melakukan aktifitas Onani. Sebenarnya menurut ahli seksiologi Onani jika dilakukan secara teratur dan tidak berlebihan seperti satu atau dua kali dalam seminggu dapat mencegah kanker prostat. Namun jika Onani dilakukan dengan secara berlebihan over dosis maka akan menimbulkan resiko pada hari esok.

Akan tetapi dalam kesempatan ini, saya akan mencoba mengolah sedemikian rupa, sesuai dengan apa yang ada dalam benak ku, membalikkan keadaan yang negatif menjadi sebuah pemikiran positif. Memadukan beberapa teori pengembangan dan pemberdayaan yang selama ini diterapkan oleh pemerintah dalam hal kesejahteraan masyarakat.

Untuk mengawalai tulisan ini, saya akan memberikan gambaran pengertian teori onani dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

Teori onani merupakan teori yang menggambarkan sentuhan secara langsung untuk meningkatkan orientasi yang berdasarkan pada nafsu aktivitas masyarakat melalui pengembangan dan pemberdayaan untuk mencapai tujuan secara maksimal dan berlangsung secara terus menerus. Atau, Teori onani adalah suatu aktiviatas masyarakat dalam mewujudkan kehidupan yang layak guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, baik perorangan maupaun kelompok yang disuport melalui program-program pemberdayaan dan pengembangan, dan berlangsung secara terus menerus.

Dengan berlandaskan pengertian diatas, kita dapat memahami bahwa onani merupakan hal yang dapat dijadikan sebagai teori dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Bagian kata onani sendiri memiliki makna yang harus kita pahami secara positif agar tidak mengandung arti negatif yang selama ini menjangkit dipikiran kita.

O = Orientasi, orientasi terdiri dari dua sisi, sisi masyarakat dan sisi pemerintah, orientasi pemerintah dititik beratkan kepada tujuan kesejahteraan masyarakat, orientasi masyarakat adalah hasil dari tujuan tersebut. Jadi orientasi dalam hal ini adalah peninjauan untuk menentukan sikap pemerintah terhadap masyarakat untuk mengenal lebih jauh bagaimana permasalahan sosial yang selama ini menjadi momok yang menakutkan, sehingga tercipta sebuah solusi cerdas untuk mengatasi permasalahan sosial itu sendiri.

N = Nafsu, secara sederhana nafsu adalah dorongan hati yang kuat untuk melakukan hal yang tidak baik, akan tetapi untuk mencegah makna negatif dari tulisan ini agar lebih kepada nilai-nilai positif dalam pengembangan dan pembedayaan, maka nafsu adalah dorongan kemanusiaan untuk menunjukkan sikap amanah yang tinggi dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

A = Aktivitas, tentu saja, aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang diprogramkan oleh pemerintah sebagai bentuk ikatan yang kuat antara pemerintah dengan masyarakat (pemegang kebijakan dengan rakyat), aktivitas ini dilandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan, amanah, jujur, adil, dan yang lainnya. dengan demikian, aktivitas tidak hanya pada aktivitas pribadi, melainkan pada aktivitas-aktivitas yang bermanfaat untuk meningkatkan kebutuhan hidup sehari-hari.

N = Nilai, secara sederhana, nilai tidak bisa diukur, baik itu nilai kejujuran, nilai keadilan, nilai kemanusiaan, dan nilai-nilai yang lainnya. akan tetapi, Kluckhohn (mulyana, 2004:1)mendefinisikan Nilai adalah konsepsi (tersurat atau tersirat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang memengaruhi tindakan pilihan terhadap cara, tujuan antar dan tujuan akhir.

 I = Interkoneksi (hubungan satu sama lain), hubungan satu sama lain merupakan sifat sosial masyarakat, masyarakat yang satu dengan masyarakat memiliki hubungan, baik dalam hubungan kemanusiaan, hubungan perdagangan, hubungan budaya, dan hubungan-hubungan yang berlandaskan pada sisi manusia itu sendiri. Pemerintah sebagai mandat rakyat memiliki hubungan yang erat, baik dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan dan pengembangan maupun yang lainnya.

Dengan demikian, onani tidak selama kita tafsirkan bermakna negatif, namun bisa bermakna positif ketika makna itu kita maknai menjadi hal yang positif. Onani bisa menjadi salah satu cara pemerintah untuk mewujudkan masyarakat menjadi masyarakat yang mandiri dan berdaya saing dalam kancah internasional maupaun kancah nasional, baik itu, petani, nelayan, pengusaha dan yang lainnya. sentuhan-sentuhan secara langsung kepada petani, nelayan, pengemis, pemulung dan permasalahan-permasalahan sosial lainnya melalui program pembedayaan dan pengembangan.



Please...Share dong Sob, jika Sobat menyukainya :

1 komentar:

  1. ada-ada aja bang... tapi menarik juga pembahasannya... perlu dilanjutkan dan diberi penjelasan yang lebih detail...

    sukses selalu bang.

    BalasHapus

Hey…, sahabat-sahabat bloger, semoga sukses selalu dalam berkarya melalui tulisan… Jangan lupa meninggalkan jejak anda di blog saya ini. Terima kasih.

 

Popular Posts

Data Pengunjung

Putra NTB Menulis (BATUJAI)

Total Tayangan Halaman