Sumber Gambar; gubuk-fakta.blogspot.com
Sulit sekali untuk mengawali kata yang bagus ketika
mau menulis, tak ada inspirasi, kaku, bingung dan mati kutu. Beberapa kali harus
terulang disaat aku berhadapan dengan laptop untuk menulis beberapa kata, untuk
menjadi bagian baru dalam blogger ku. akhirnya aku harus mengatakan apa adanya,
tanpa harus memulai dengan kata-kata yang bisa dimengerti dan bisa dipahami. Aku
hanyalah penulis bingung di pagi hari, tanpa menemukan kata yang bagus untuk dijadikan
sebagai tema bermakna yang bisa direnungi, aku hanyalah penulis kaku yang tak
bisa merangkai kata baik dan benar, apalagi memiliki arti yang bisa dicerna.
Dan, aku hanyalah penulis sederhana dengan
kata-kata yang lesu dan lusuh, bagaikan daun kering yang rontok. Karena kata
begitu sulit untuk ku permainkan melalui jari-jemari ku, dan menawarkan sejuta
kenikmatan untuk dikonsumsi melalui makna kata yang tersembunyi. Dan kini, aku
hanya ingin mengatakan, biarlah kata-kata ini mengalir dengan sendirinya, walau
tak ada satupun orang yang ingin meneguknya.
Ketika jalan ini penuh dengan lika-liku kehidupan,
berwarna-warni serta menawarkan sejuta kenikmatan. Entah; sang kaki bisa
bertahan dengan deburan tamu tak diundang, tamparan waktu yang menyakitkan,
hantaman maut kegelapan. Entah; sang tangan bisa melambai dengan kekarnya,
menggores pena dengan tajam, berpegang teguh pada pendirian, dan melempar
peluru dengan tepat, bahkan menyambung nyawa. Entah; sang mata bisa berkedip
lagi untuk memberikan peringatan akan debu, ataukah sudah tak mampu lagi
terbuka menatap masa depan. Entah; apakah hati yang bersih akan terkotori oleh
noda-noda kecil yang menggerutu? Semua bisa menjadi mungkin, ketika sang raja
berbalik arah melawan takdir Tuhan.
Apakah kita memiliki akar yang kuat? Sebagai penopang
kehidupan agar terus berjalan dengan tegak. Aku tak tahu, apakah anda tahu? Semuanya
membisu, karena ini hanyalah sebuah kata-kata receh yang tak berharga, bukan
kata-kata yang berasal dari kertas merah. Namun, sekali lagi, biarkanlah
kata-kata ini mengalir dengan sendiri, hingga menemukan ujung sejati untuk
berteduh, agar tak digurui oleh merah dan hijau penguasa kehidupan. Dan recehan
hanyalah recehan yang didengan oleh recehan, dan berteduh sesame recehan.
Dan kini…, aku hanyalah batang tanpa akar, yang
akan membuat semua ranting kelaparan, kering tanpa gizi, kemudian mati tanpa
makna, hingga daun-daun berguguran, berhamburan menjadi sampah-sampah perusak
pemandangan, dan tak memiliki makna untuk memberikan makna. Karena tak bisa
berbuah sebagai wujud dari sebuah kehidupan yang sejati, seperti kata-kata
orang bijak “hidup itu akan bermakna ketika kita berguna bagi orang lain”.
Dan apakah kita akan seperti pohon yang tidak
memiliki akar yang kuat hingga tak berbuah? Tunjukkanlah identitas mu sebagai
seseorang yang bisa memberikan keteduhan bagi orang-orang yang hanya hidup
untuk berteduh, karena tak bisa merasakan panas yang menyengat.
Please...Share dong Sob, jika Sobat menyukainya :
tulisannya abang emang sip dan bisa memberikan inspirasi.
BalasHapussukses terus bang..............
akankah aku termasuk dalam kategori pohon lesu?