Semester 1-3
Pada ajaran baru 2007-2008, saya resmi menjadi
mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)
IAIN Mataram. Tanpa pemahaman apapun tentang apa yang akan saya pelajari dan
jumlah mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa KPI pada waktu itu kurang
lebih sekitar 30 lebih, dan terbagi menjadi dua kelas (kelas A dan B) dan saya
termasuk kelas B dengan jumlah sekitar 15 orang. Angkatan saya pada waktu itu adalah angkatan
terbanyak sepanjang Fakultas Dakwah berdiri sebagai fakultas baru. Namun hal
tersbeut tidak menyurutkan, bahkan yang menjadi label dalam diri saya pada
waktu itu adalah ‘bangga’, hehehe…, namun sebenarnya, label dalam diri saya
pada waktu itu bukan karena jurusan KPI, melainkan bisa diterima dan menjadi
mahasiswa. Sekaligus sebagai salah satu anak, yang dari sekian saudara bisa
sampai pada bangku kuliah.
Pada waktu semester satu, tidak ada yang patut
dibaggakan dari saya, apalagi dengan IP yang dibawah standar, yakni; 2,89. Sungguh
memalukan. Namun yang paling seru yang saya rasakan adalah ketika masuk
perkuliahan, rajin, rapid an tak pernah telat, bahkan hadir 10 menit sebelum
dosen datang. Maklum…, namanya juga mahasiswa baru. Hehe…, Kejadian ini terus
berlangsung selama satu semester. Waktu semester dua, tidak ada perubahan sama
sekali dalam diri saya, yang saya utamakan adalah kuliah dengan rajin dan
berharap dapat IP tinggi, namun harapan tersebut tidak pernah terwujud, bahkan
pada semester dua, IP saya turun menjadi 2,75. Entah apa penyebabnya! Padahal saya
rajin dan selalu mengerjakan tugas sesuai dengan jadwal.
Memasuki semester tiga, saya merasa heran dengan
IP yang saya dapatkan selama ini, kok makin berkurang? Yang berdampak pada
pengambilan mata kuliah yang semakin berkurang, dan mewajibkan saya untuk mengulang
pada semester depan. Mungkin jawaban atas permasalahan yang saya hadapi adalah
kebodohan saya. Saya tidak pernah aktif dalam bertanya maupun yang lainnya,
waktu presentasi aja, saya tidak pernah menjadi pemateri, hanya sebagai
moderator saja. Bahkan menjadi moderator pun saya bingung, mau ngomong gimana…!!!
Kejadian yang paling tidak bisa saya lupakan
sampai saat ini adalah ketika presentasi Ilmu Kalam (Mutazilah), dosennya pada
waktu itu adalah Pak Muhammad Sa’I, MA, dan tema yang saya dapatkan adalah
membahas tentang ke-Esa-an Tuhan versi Mutazilah. Pada waktu itu, temen saya
dalam presentasi sama-sama tidak memahami apa yang harus dipresentasikan,
namanya adalah Hartawan. Hartawan melimpahkan semuanya pada saya, sehingga saya
harus bertanggungjawab atas makalah tersebut. Dua minggu sebelum presentasi
dimulai, saya mencoba menghapal poin-poin penting dalam makalah yang saya buat,
dan Alhamdulillah pada waktu itu, saya merasa yakin akan bisa
mempresentasikannya dengan baik.
Pada waktu presentasi, saya mencoba menenangkan
dan focus terhadap hapalan yang ada, berharap tidak lupa. Ketika hartawan
membuka acaranya, sekaligus sebagai moderator pada waktu itu. Tibalah giliran
saya untuk mempertanggungjawabkan makalah, dengan jantung yang berdetak tidak
seperti biasanya membuat saya gemetaran, dengan ucapan
bismillahhirrohmanirrahim, saya pun memulai, namun tidak pada sampai pada
pembahasan materi, hanya sampai pada ucapan-ucapan terima kasih, materi yang
saya hapal tiba-tiba tidak bisa muncul dari ingatan, baju ku terasa basah
karena keringat yang keluar secara spontan. Yang pada akhirnya, saya tidak
dapat mempresentasikan makalah dengan baik, dengan konsekuensi yang harus saya
terima adalah nilai C. namun sejak saat itulah, saya bertekad untuk tidak
kuliah lagi selama satu tahun.
Semester 4-6
Sejak kejadian yang memalukan tapi menjadi manis
bagi saya, saya mencoba memulai cara baru agar kejadian itu tidak terulang
lagi. Dengan kata terpaksa, saya harus meninggalkan kuliah selama satu tahun,
demi menebus kesalahan ku selama ini. Sejak saat itu, akhirnya saya kembali
aktif dalam organisasi, karena sebelumnya saya juga aktif, namun kali ini saya
lebih aktif lagi. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia adalah organisasi ku,
organisasi yang mengjarkan ku tentang banyak hal. Pada waktu semester empat,
saya dimandatkan untuk menjadi Ketua Rayon Dakwah, karena hanya saya-lah yang
paling aktif dan satu-satunya yang masih bertahan, sahabat-sahabat ku yang
samaan mapaba, entah pada kemana.
Setelah menjadi ketua rayon, dengan suara yang
mutlak saya dapatkan, akhirnya saya lebih belajar lagi, tentang bagaimana
berkomuniksi dengan baik, baik dengan satu orang maupun dengan banyak orang. Pertama
kali dalam benak saya adalah saya harus bisa ngomong. Yang pada akhirnya IP
saya tidak ada sama sekali alis O. namun karena semangat untuk merubah sifat
saya, akhirnya saya merasa tidak peduli dengan kuliah, lebih peduli kepada
oragnisasi, berpikir tentang berbagai macam kegiatan yang harus dilaksanakan,
keberlangsungan organisasi, dan lainnya, membuat saya jauh berbeda dari
sebelumnya. Dan pada waktu itu “Kampus Ku adalah Rumah Ku”
Menjelang semester enam, saya pun berakhir
menjadi ketua rayon, saya dedimisioner dengan perdebatan panjang, yang
mengakibatkan waktu pemilihan ketua rayon baru semakin lama. Sejak saya menjadi
ketua rayon, rayon dakwah kemudian dirubah menjadi rayon Al-Ghazali, perubahan
ini bersama beberapa senior saya, yakni Muhammad Awwad, Miftahur Ridho, Muhtar Toyib,
dan Heri lembar, dan saya sebagai ketua rayon. Setelah saya berakhir, saya
diangkat menjadi ketua bidang Media dan Informasi oleh sahabat Salas Madrid,
sebagai ketua Komisariat terpilih.
Semester 7-9
Identitas saya menjadi mahasiswa lagi, kembali
ketika saya semester tujuh, awal semester tujuh saya kembali kuliah, dan
mengambil kuliah pada semester tiga. Dan disinilah saya memulai memperbaiki
semua yang telah saya perbuat. KPI C semester tiga adalah sejarah yang tidak
bisa saya lupakan, dimana saya berbaur dengan adek tingkat dan sedikit rasa
malu, namun karena rasa ingin memperbaiki semua yang telah saya mulai, rasa
malu terbuang dengan perlahan. Dari IP yang jauh dibawah standar, kini mulai
meningkat, pada akhir semester dan melihat hasil yang saya dapatkan, ternyata
ada kepuasan didalam diri saya walaupun sedikit, IP saya naik menjadi 3,04. Dan
pada waktu semester delapan, IP saya kembali melunjak menjadi 3,73. Dan pada
waktu semester Sembilan, aku mulai KKP, karena kuliah sudah berakhir, tinggal
beberapa mata kuliah yang harus saya tempuh dengan cara yang berbeda, agar
tidak mengulang lagi.
Semester 10-11
Semester sepuluh, tidak ada yang berkesan,
tinggal menikmati hasil dari perjuangan ku, proposal skripsi diterima, dan
menyelesaikan PKL. Setelah PKL selesai, beban terasa semakin berkurang. Karena saya
tidak bisa wisuda pada semester sepuluh, karena mengulang beberapa mata kuliah,
akhirnya saya harus menerima semuanya dengan lapang dada. Pada semester
sebelas, skripsi mulai saya garap dengan harapan penuh, dengan Pembimbing; Dr.
Faizah, MA dan St. Nurul Yakinah, M. Ag. Dengan judul skripsi, “Pengaruh
komuniksi antarpribadi terhadap Solidaritas masyarakat (Studi Kasus Masyarakat
Tanak Beak, Kec. Narmada, LOBAR)”.
pada tahap akhir, dimana pada waktu hampir saja,
saya tidak bisa melaksanakan ujian, karena buk Faizah masih meragukan saya,
mungkin beliau mengira bahwa saya tidak bisa mempresentasikan dengan baik.
karena pengalaman beliau bahwa ada mahasiswa yang tidak lulus ujian. Namun karena
ini adalah kesempatan yang tidak bisa saya abaikan, saya meminta izin dengan
sangat kepada buk Faizah untuk memberikan kesempatan kepada saya untuk ikut
ujian, dan akhirnya beliau mengizinkan saya.
Penguji saya pada waktu itu adalah, Pak Dr.
Kadri. M. Si dan Pak Muhammadun, M. PS. Dengan perasaan yang grogi dan berbagai
macam tekanan, akhirnya saya pun lulus, dengan nilai A. dan disinilah
kebahagian yang paling saya rasakan, ketika lulus ujian dan pada waktu wisuda. Kebahagiaan
yang tak bisa digambarkan dengan apapun.
Please...Share dong Sob, jika Sobat menyukainya :
0 komentar:
Posting Komentar
Hey…, sahabat-sahabat bloger, semoga sukses selalu dalam berkarya melalui tulisan… Jangan lupa meninggalkan jejak anda di blog saya ini. Terima kasih.