Sebelum saya menceritakan kisah ku, kisah
tentang percintaan yang mungkin menurut ada adalah cerita yang kurang menarik,
namun bagi ku, kisah ini adalah kisah yang tak bisa terlupakan, kisah sejati
yang akan selalu ada dalam setiap perjalanan hidup ku, karena tak mudah untuk
melupakannya dan tak mudah untuk mendapatkan penggantinya, karena dia adalah
sosok wanita yang begitu perfect bagi ku, lembut, baik hati, cantik, gak suka
marah, dan yang paling mengasikkan ketika bersama dia adalah waktu dia
berbicara, tutur bahasa yang sopan, lembut, apalagi iringan kata-kata dengan
bibirnya begitu serasi sehingga membuat ku tak bisa melupakannya.
Oh ya…, perkenalkan, nama ku adalah Tori, nama
panjang saya Tori Alamsyah, orang tua saya biasa memanggil saya Alam, namun
temen-temen saya biasa dipanggil Tori, padahal saat aku berkenalan pada waktu
OSPEK, dengan PD saya mengatakan nama panggilan saya adalah Alam. Tapi kenapa
temen-temen ku memanggil aku Tori, aku jadi bingung. Anda bingung gak sob? Sudah
lah…, hal itu gak usah dibahas, yang penting gak dipanggil Syah saja, entar
semua jadi syah lagi, dikit…, dikit…, syah, saya ngomong gitu, syah. Ngomong gini,
juga syah. Kan gak enak banget. Hehehe…
Saya kuliah disalah satu Perguruan Tinggi Negeri
di mataram, yakni; IAIN Mataram. Namun karena saya ingin menceritakan kisah
cinta sejati ku, maka saya tidak akan terlalu membahas cerita yang lain, oh ya…,
nama pacar saya adalah LatIfa Anggraini, mahasiswa Fakultas Tarbiyah, jurusan
PAI, sedangkan saya adalah Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan PMI, maklum…,
cita-cita saya ingin mengembang desa saya, agar menjadi desa yang mandiri dan
mampu bersaing dengan desa-desa yang lain, karena selama ini, desa saya jauh
dari kata modern, walaupun desa saya merupakan desa pariwisata, Yakni desa Mekar
Sari, dusun Tampah. Dan disanalah tanah kelahiran ku.
Setelah OSPEK berlangsung, pandangan ku tak
luput dari wajah Ifa, sosok wanita yang membuat ku jatuh cinta tanpa sadar,
karena kalo sadar adalah hal yang wajar dan lumrah terjadi, namun kali ini,
perasaan ini tumbuh lebih kuat dibandingkan dengan apa yang tergambar dalam
otak ku, gimana ya menjelaskannya kepada sobat, tentang rasa ini? Tapi yang
jelas bahwa aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama yang tidak aku sadari
setelah OSPEK berlangsung. Tapi sayang, aku pacaran hanya seminggu alias tujuh
hari, dan hal ini membuat ku terpukul banget, stress, hampir tidak bisa
mengontrol diri. Dan inilah hari-hari pacaran saya, yang ingin saya ceritakan
kepada sobat semuanya.
Hari
Pertama
LatIfa Anggraini…, oh LatIfa Anggraini…, apakah
kau tidak sadar bahwa aku jatuh cinta pada mu, sejak pandangan mata mu waktu
itu, membuat malam-malam ku jadi tak tenang. Wajah mu, senyuman mu, tatapan mu
hadir menghantui ketika aku mau memejamkan mata ini. LatIfa Anggraini…, oh
gadis pujaan hati ku, aku jatuh cinta mu… aku mengigau setiap malam, dan tak
bisa memjamkan mata seperti biasa, dan ketika aku bangun, aku berharap dapat
melihatnya kembali, dengan senyuman yang sama, tatapan yang sama dan wajah yang
berseri, namun sayang tiga hari ini, aku tidak pernah melihatnya, walau aku
selalu menunggunya dijalan yang sama, di mana jalan tersebut adalah jalan yang
selalu ia lewati setiap pergi kuliah.
Malam hari aku selalu kebingungan, kepada siapakah
aku mencari tahu kabarnya, bingung dan membuat ku tak bisa tidur dengan
nyenyak. Namun hari keempat berkata lain, dan hari inilah, awal dari jawaban do’a
dan kerinduan yang menggelora dalam diri ku. Setelah malam yang menyiksa diri
ku dengan banyangan wajahnya, akhinya pagi itu, aku mendapatkan sebuah surat
pertama dari LatIfa Anggraini, yang dikirim lewat temennya, dan temennya itu
adalah temen kelas aku sendiri. Awalnya aku bingung, ini surat dari mana dan
untuk siapa dan dari siapa? Anehnya lagi, amplop yang digunakan adalah amplop
cinta, ada gambar cinta yang melingkar dengan indah. Dengan bau harum yang
membuat saya semakin bingung.
Setelah aku buka, ternyata dari LatIfa Anggraini,
yang isi suratnya seperti ini;
Dear
Tori Alamsyah
Semoga Allah SWT selalu menjaga mu dan
memberikan nikmat sehat kepada mu, maaf jika aku tak bisa bertemu langsung
dengan mu, mungkin aku katrok dengan menggunakan surat, padahal ada alat
komunikasi yang lebih canggih, yakni HP. Namun aku tak pernah memiliki HP,
karena aku tak mau punya HP. Wahai hamba Allah, sejak pertama kali melihat mu
waktu itu, entah apa yang aku rasakan, ada perasaan aneh yang timbul dalam hati
ku, pandangan mu waktu itu membuat ku tak bisa merasakan ketenangan, walau aku
ingin membuangnya dalam diri ku, tapi aku tak bisa.
Wahai hamba Allah…, sejatinya aku tak pantas
merasakan ini, namun aku sendiri bingung akan perasaan ini, aku
terombang-ambing dengan perasaan aku sendiri, hingga aku memberanikan diri
untuk menulis surat ini untuk mu. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku telah
jatuh cinta pada mu, namun apakah aku pantas merasakan ini semua? karena aku
adalah gadis biasa yang tak mengenal arti cinta. Semoga kau mengerti akan semua
ini. Terima kasih engkau telah mau membaca surat ku ini.
By; LatIfa Anggraini
Dalam hati, ‘inilah yang ku tunggu-tunggu’
selama ini, bukan hanya aku saja yang tidak tenang dalam menikmati indahnya
malam, namun dia juga merasakan hal yang sama seperti ku. Kebahagiaan ku tak
terkira, sungguh ini adalah hari yang paling indah sedunia. Setelah membaca
surat itu, berulang-ulang kali, aku menciumnya, dan merasakan keharuman yang
menyejukkan jiwa ku. Tak banyak waktu, langsung aku mengambil pena dan buku
untuk membalas suratnya ini, hingga pagi itu, aku tak bernagkat kuliah karena
sibuk menulis surat.
Berulang-ulang kali aku menulis, namun masih
saja terasa tidak mengena, hingga bak sampah kecil yang ada, penuh dengan
sobekan kertas. Bingung…, bingung dan bingung, mau menulis apa, perasaan
terlalu bahagia dan grogi dalam menulis surat balasan untuk LatIfa Anggraini. Hingga
pada akhirnya, setelah berjam-jam, surat balasan ku jadi juga, walau balasan
ini juga tak akan menyentuh hatinya, dan menerima cinta ku. Karena ini adalah
pertama kalinya aku menulis sebuah surat kepada gadis, biarlah, yang penting
aku bisa menyatakan cinta ku padanya.
Dear LatIfa Anggraini
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Semoga Allah SWT juga menjaga mu dan memberikan
mu nikmat sehat yang tak terhingga, sungguh indah bahasa mu, membuat ku begitu
bahagia dan tak menyangka akan perasaan yang kau miliki. Karena selama ini, aku
juga merasakan hal yang sama, banyangan wajah mu, senyuman mu waktu itu membuat
aku tak pernah tidur dengan nyenyak. Kau selalu hadir menghantui ku setiap
malam-malam ku. Wahai hamba Allah, tak ada yang katrok di dunia ini, karena tak
memiliki HP bukan berarti kita tidak di sayang sama Allah, Sang Maha Pencipta yang
paling sempurna.
Wahai hamba Allah…, aku pun telah jatuh cinta
kepada mu, tanpa aku sadari perasaan ini telah membuat ku tak mengerti akan
diri ku sendiri, kebingungan dan tak tahu arah akan hari-hari yang aku jalani. Terima
kasih atas perasaan mu pada ku, aku sangat bersyukur akan semua ini, do’a yang
aku hajatkan selama ini telah terjawab dengan datangnya surat mu pada ku. Dan saat
ini, betapa aku ingin bertemu dengan mu, untuk meringatkan rasa rindu yang
selama ini menggelora, walau tanpa kau sadari bahwa setiap hari aku selalu menunggu
mu dijalan yang biasa kau lewati hanya sekedar untuk melihat mu, namun tiga
hari ini, aku tak lagi melihat mu dan membuat ku semakin kebingungan dan tak
tahu kemana aku mencari informasi tentang keadaan mu.
Wahai hamba Allah…, mau kah kau bertemu dengan
ku walau hanya sebentar? memastikan bahwa apa yang aku rasakan ini adalah
kenyataan, dan ingin sekali rasanya menatap wajah mu yang berseri lebih dekat
lagi. Sekali lagi, terima kasih banyak atas kebahagiaan yang telah engkau
berikan kepada ku hari ini, dan aku akan mencatat semua ini sebagai hari yang
terindah sepanjang hidup ku.
By; Tori Alamsyah
Setelah saya selesai menulis surat, saya
langsung menuju kampus untuk bertemu dengan Indi, untuk memberikan surat
balasan kepada LatIfa Anggraini. Dengan perasaan was-was dan bahagia, aku
langsung menuju kampus 1 IAIN Mataram, dengan sepeda motor perjuangan yang
selama ini menemani ku kemana pun aku pergi. Saat sampai di kampus, kebetulan pertemuan
pertama sudah berakhir, dan berlanjut dengan pertemuan kedua.
Tori :
indi…, indi…, Tori memanggil indi yang sedang berjalan ditangga menuju lantai
bawah. Bisa ngobrol sebentar gak?
Indi :
ada apa emang Ton…?
Tori :
gak ada apa-apa sih…, ada yang ingin aku berikan kepada mu…!!!
Indi :
pasti balasan surat untuk Ifa ya…!!!
Tori :
kok kamu tahu…?
Indi :
ya tahu lah…, kan tadi pagi aku yang nganter suratnya indi pada mu.
Tori :
bisa gak kamu berikan surat ini kepada Ifa…? Tori mengambil surat ditasnya.
Indi :
bisa kok ton…, tenang aja, pasti nyampai kok, indi kan temen kosnya Ifa.
Tori :
terima kasih banyak ya, indi. Kamu memang temen ku yang paling baik. hehe…
Indi :
kamu ini bisa aja, lo ada maunya, baru bilang temen yang paling baik, kemarin-kemarin
kemana…? Sahut indi sambil pura-pura jengkel sama Tori.
Tori :
heemmm…, ya deh ya…, tapi please ya, surat itu harus sampai, agar suara hati
yang paling dalam ini, bisa dibaca sama Ifa.
Indi :
so…, swit… ya, tenang aja, pasti sampai kok.
Tori :
ma kasih ya, ma kasih banget atas bantuannya. Oh ya, pertemuan kedua kita
masuk?
Indi :
sama-sama…, gak, hari ini bapak itu gak masuk, kebetulan dia lagi berhalangan
hadir, jadi hari ini kita free.
Tori :
oh gthu…, sekali lagi terima kasih banyak ya, aku pulang dulu. Bay…, indi yang
cantik…, hehe…
Indi :
ya, sama-sama. Hati-hati Ton.
Setelah saya selesai negobrol dengan Indi, saya
beranjak menuju parkiran kampus untuk mengambil motor dan pulang ke kos. Perasaan
lega, bahagian namun sedikit merasa deg-deg-kan. Berharap waktu cepat berjalan
agar segera menerima balasan dari Ifa. Setelah sampai di kos, saya langsung
mencari surat Ifa dan menciumnya berulang kali, bau harum surat itu, membuat
hati saya begitu bahagia bukan main, sampai-sampai, surat Ifa saya taruh di
dada, memeluknya dan membawanya beristirahat, berharap surat tersebut
mengantarkan Ifa hadir dalam mimpi saya.
Bersambung…!!!
Hari Kedua
Hari Ketiga
Hari Keempat
Hari Kelima
Hari Keenam
Hari ketujuh
Please...Share dong Sob, jika Sobat menyukainya :
0 komentar:
Posting Komentar
Hey…, sahabat-sahabat bloger, semoga sukses selalu dalam berkarya melalui tulisan… Jangan lupa meninggalkan jejak anda di blog saya ini. Terima kasih.