Rss Feed Facebook Twitter Google Plus
Nikmatilah setiap detik anda membaca ARTIKEL, PUISI, HUMOR, CEPEN dan yang lainnya, semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi anda dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin.

post:


Kamis, 19 Desember 2013

CINTA SATU MINGGU






Sebelum saya menceritakan kisah ku, kisah tentang percintaan yang mungkin menurut ada adalah cerita yang kurang menarik, namun bagi ku, kisah ini adalah kisah yang tak bisa terlupakan, kisah sejati yang akan selalu ada dalam setiap perjalanan hidup ku, karena tak mudah untuk melupakannya dan tak mudah untuk mendapatkan penggantinya, karena dia adalah sosok wanita yang begitu perfect bagi ku, lembut, baik hati, cantik, gak suka marah, dan yang paling mengasikkan ketika bersama dia adalah waktu dia berbicara, tutur bahasa yang sopan, lembut, apalagi iringan kata-kata dengan bibirnya begitu serasi sehingga membuat ku tak bisa melupakannya.

Oh ya…, perkenalkan, nama ku adalah Tori, nama panjang saya Tori Alamsyah, orang tua saya biasa memanggil saya Alam, namun temen-temen saya biasa dipanggil Tori, padahal saat aku berkenalan pada waktu OSPEK, dengan PD saya mengatakan nama panggilan saya adalah Alam. Tapi kenapa temen-temen ku memanggil aku Tori, aku jadi bingung. Anda bingung gak sob? Sudah lah…, hal itu gak usah dibahas, yang penting gak dipanggil Syah saja, entar semua jadi syah lagi, dikit…, dikit…, syah, saya ngomong gitu, syah. Ngomong gini, juga syah. Kan gak enak banget. Hehehe…

Saya kuliah disalah satu Perguruan Tinggi Negeri di mataram, yakni; IAIN Mataram. Namun karena saya ingin menceritakan kisah cinta sejati ku, maka saya tidak akan terlalu membahas cerita yang lain, oh ya…, nama pacar saya adalah LatIfa Anggraini, mahasiswa Fakultas Tarbiyah, jurusan PAI, sedangkan saya adalah Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan PMI, maklum…, cita-cita saya ingin mengembang desa saya, agar menjadi desa yang mandiri dan mampu bersaing dengan desa-desa yang lain, karena selama ini, desa saya jauh dari kata modern, walaupun desa saya merupakan desa pariwisata, Yakni desa Mekar Sari, dusun Tampah. Dan disanalah tanah kelahiran ku.

Setelah OSPEK berlangsung, pandangan ku tak luput dari wajah Ifa, sosok wanita yang membuat ku jatuh cinta tanpa sadar, karena kalo sadar adalah hal yang wajar dan lumrah terjadi, namun kali ini, perasaan ini tumbuh lebih kuat dibandingkan dengan apa yang tergambar dalam otak ku, gimana ya menjelaskannya kepada sobat, tentang rasa ini? Tapi yang jelas bahwa aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama yang tidak aku sadari setelah OSPEK berlangsung. Tapi sayang, aku pacaran hanya seminggu alias tujuh hari, dan hal ini membuat ku terpukul banget, stress, hampir tidak bisa mengontrol diri. Dan inilah hari-hari pacaran saya, yang ingin saya ceritakan kepada sobat semuanya. 

Hari Pertama

LatIfa Anggraini…, oh LatIfa Anggraini…, apakah kau tidak sadar bahwa aku jatuh cinta pada mu, sejak pandangan mata mu waktu itu, membuat malam-malam ku jadi tak tenang. Wajah mu, senyuman mu, tatapan mu hadir menghantui ketika aku mau memejamkan mata ini. LatIfa Anggraini…, oh gadis pujaan hati ku, aku jatuh cinta mu… aku mengigau setiap malam, dan tak bisa memjamkan mata seperti biasa, dan ketika aku bangun, aku berharap dapat melihatnya kembali, dengan senyuman yang sama, tatapan yang sama dan wajah yang berseri, namun sayang tiga hari ini, aku tidak pernah melihatnya, walau aku selalu menunggunya dijalan yang sama, di mana jalan tersebut adalah jalan yang selalu ia lewati setiap pergi kuliah.

Malam hari aku selalu kebingungan, kepada siapakah aku mencari tahu kabarnya, bingung dan membuat ku tak bisa tidur dengan nyenyak. Namun hari keempat berkata lain, dan hari inilah, awal dari jawaban do’a dan kerinduan yang menggelora dalam diri ku. Setelah malam yang menyiksa diri ku dengan banyangan wajahnya, akhinya pagi itu, aku mendapatkan sebuah surat pertama dari LatIfa Anggraini, yang dikirim lewat temennya, dan temennya itu adalah temen kelas aku sendiri. Awalnya aku bingung, ini surat dari mana dan untuk siapa dan dari siapa? Anehnya lagi, amplop yang digunakan adalah amplop cinta, ada gambar cinta yang melingkar dengan indah. Dengan bau harum yang membuat saya semakin bingung.

Setelah aku buka, ternyata dari LatIfa Anggraini, yang isi suratnya seperti ini;

Dear Tori Alamsyah

Semoga Allah SWT selalu menjaga mu dan memberikan nikmat sehat kepada mu, maaf jika aku tak bisa bertemu langsung dengan mu, mungkin aku katrok dengan menggunakan surat, padahal ada alat komunikasi yang lebih canggih, yakni HP. Namun aku tak pernah memiliki HP, karena aku tak mau punya HP. Wahai hamba Allah, sejak pertama kali melihat mu waktu itu, entah apa yang aku rasakan, ada perasaan aneh yang timbul dalam hati ku, pandangan mu waktu itu membuat ku tak bisa merasakan ketenangan, walau aku ingin membuangnya dalam diri ku, tapi aku tak bisa.

Wahai hamba Allah…, sejatinya aku tak pantas merasakan ini, namun aku sendiri bingung akan perasaan ini, aku terombang-ambing dengan perasaan aku sendiri, hingga aku memberanikan diri untuk menulis surat ini untuk mu. Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku telah jatuh cinta pada mu, namun apakah aku pantas merasakan ini semua? karena aku adalah gadis biasa yang tak mengenal arti cinta. Semoga kau mengerti akan semua ini. Terima kasih engkau telah mau membaca surat ku ini.
By; LatIfa Anggraini


Dalam hati, ‘inilah yang ku tunggu-tunggu’ selama ini, bukan hanya aku saja yang tidak tenang dalam menikmati indahnya malam, namun dia juga merasakan hal yang sama seperti ku. Kebahagiaan ku tak terkira, sungguh ini adalah hari yang paling indah sedunia. Setelah membaca surat itu, berulang-ulang kali, aku menciumnya, dan merasakan keharuman yang menyejukkan jiwa ku. Tak banyak waktu, langsung aku mengambil pena dan buku untuk membalas suratnya ini, hingga pagi itu, aku tak bernagkat kuliah karena sibuk menulis surat. 

Berulang-ulang kali aku menulis, namun masih saja terasa tidak mengena, hingga bak sampah kecil yang ada, penuh dengan sobekan kertas. Bingung…, bingung dan bingung, mau menulis apa, perasaan terlalu bahagia dan grogi dalam menulis surat balasan untuk LatIfa Anggraini. Hingga pada akhirnya, setelah berjam-jam, surat balasan ku jadi juga, walau balasan ini juga tak akan menyentuh hatinya, dan menerima cinta ku. Karena ini adalah pertama kalinya aku menulis sebuah surat kepada gadis, biarlah, yang penting aku bisa menyatakan cinta ku padanya.

Dear LatIfa Anggraini
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Semoga Allah SWT juga menjaga mu dan memberikan mu nikmat sehat yang tak terhingga, sungguh indah bahasa mu, membuat ku begitu bahagia dan tak menyangka akan perasaan yang kau miliki. Karena selama ini, aku juga merasakan hal yang sama, banyangan wajah mu, senyuman mu waktu itu membuat aku tak pernah tidur dengan nyenyak. Kau selalu hadir menghantui ku setiap malam-malam ku. Wahai hamba Allah, tak ada yang katrok di dunia ini, karena tak memiliki HP bukan berarti kita tidak di sayang sama Allah, Sang Maha Pencipta yang paling sempurna.

Wahai hamba Allah…, aku pun telah jatuh cinta kepada mu, tanpa aku sadari perasaan ini telah membuat ku tak mengerti akan diri ku sendiri, kebingungan dan tak tahu arah akan hari-hari yang aku jalani. Terima kasih atas perasaan mu pada ku, aku sangat bersyukur akan semua ini, do’a yang aku hajatkan selama ini telah terjawab dengan datangnya surat mu pada ku. Dan saat ini, betapa aku ingin bertemu dengan mu, untuk meringatkan rasa rindu yang selama ini menggelora, walau tanpa kau sadari bahwa setiap hari aku selalu menunggu mu dijalan yang biasa kau lewati hanya sekedar untuk melihat mu, namun tiga hari ini, aku tak lagi melihat mu dan membuat ku semakin kebingungan dan tak tahu kemana aku mencari informasi tentang keadaan mu.

Wahai hamba Allah…, mau kah kau bertemu dengan ku walau hanya sebentar? memastikan bahwa apa yang aku rasakan ini adalah kenyataan, dan ingin sekali rasanya menatap wajah mu yang berseri lebih dekat lagi. Sekali lagi, terima kasih banyak atas kebahagiaan yang telah engkau berikan kepada ku hari ini, dan aku akan mencatat semua ini sebagai hari yang terindah sepanjang hidup ku.

By; Tori Alamsyah
                                                                                                                       

Setelah saya selesai menulis surat, saya langsung menuju kampus untuk bertemu dengan Indi, untuk memberikan surat balasan kepada LatIfa Anggraini. Dengan perasaan was-was dan bahagia, aku langsung menuju kampus 1 IAIN Mataram, dengan sepeda motor perjuangan yang selama ini menemani ku kemana pun aku pergi. Saat sampai di kampus, kebetulan pertemuan pertama sudah berakhir, dan berlanjut dengan pertemuan kedua.

Tori      : indi…, indi…, Tori memanggil indi yang sedang berjalan ditangga menuju lantai bawah. Bisa ngobrol sebentar gak?
Indi     : ada apa emang Ton…?
Tori      : gak ada apa-apa sih…, ada yang ingin aku berikan kepada mu…!!!
Indi     : pasti balasan surat untuk Ifa ya…!!!
Tori      : kok kamu tahu…?
Indi     : ya tahu lah…, kan tadi pagi aku yang nganter suratnya indi pada mu.
Tori      : bisa gak kamu berikan surat ini kepada Ifa…? Tori mengambil surat ditasnya.
Indi     : bisa kok ton…, tenang aja, pasti nyampai kok, indi kan temen kosnya Ifa.
Tori      : terima kasih banyak ya, indi. Kamu memang temen ku yang paling baik. hehe…
Indi     : kamu ini bisa aja, lo ada maunya, baru bilang temen yang paling baik, kemarin-kemarin kemana…? Sahut indi sambil pura-pura jengkel sama Tori.
Tori      : heemmm…, ya deh ya…, tapi please ya, surat itu harus sampai, agar suara hati yang paling dalam ini, bisa dibaca sama Ifa.
Indi     : so…, swit… ya, tenang aja, pasti sampai kok.
Tori      : ma kasih ya, ma kasih banget atas bantuannya. Oh ya, pertemuan kedua kita masuk?
Indi     : sama-sama…, gak, hari ini bapak itu gak masuk, kebetulan dia lagi berhalangan hadir, jadi hari ini kita free.
Tori      : oh gthu…, sekali lagi terima kasih banyak ya, aku pulang dulu. Bay…, indi yang cantik…, hehe…
Indi     : ya, sama-sama. Hati-hati Ton.

Setelah saya selesai negobrol dengan Indi, saya beranjak menuju parkiran kampus untuk mengambil motor dan pulang ke kos. Perasaan lega, bahagian namun sedikit merasa deg-deg-kan. Berharap waktu cepat berjalan agar segera menerima balasan dari Ifa. Setelah sampai di kos, saya langsung mencari surat Ifa dan menciumnya berulang kali, bau harum surat itu, membuat hati saya begitu bahagia bukan main, sampai-sampai, surat Ifa saya taruh di dada, memeluknya dan membawanya beristirahat, berharap surat tersebut mengantarkan Ifa hadir dalam mimpi saya.

Bersambung…!!!
Hari Kedua
Hari Ketiga
Hari Keempat
Hari Kelima
Hari Keenam
Hari ketujuh



Please...Share dong Sob, jika Sobat menyukainya :

0 komentar:

Posting Komentar

Hey…, sahabat-sahabat bloger, semoga sukses selalu dalam berkarya melalui tulisan… Jangan lupa meninggalkan jejak anda di blog saya ini. Terima kasih.

 

Popular Posts

Data Pengunjung

Putra NTB Menulis (BATUJAI)

Total Tayangan Halaman