Hari Kedua
Indi yang baru pulang dari kampus dengan membawa
surat dari Tori, dan bersamaan dengan Ifa. Indi pun memberikan amanah yang
dibawanya.
Indi : Ifa…, ini ada titipan dari seseorang…?
Ifa : titipan apa…?
Indi : Ifa pura-pura lupa ya…!
Ifa : apaan sih in, aku jadi penasara…!
Indi :
ini…, surat dari tori…! Indi mengambil surat tersebut,
Ifa : mana surat…?
Indi :
ini…! Indi memberikan surat tersebut kepada Ifa.
Ifa : ma kasih ya in…!
Setelah mengambil surat dari Indi, Ifa pun
langsung menuju kamarnya, ia tutup pintunya dan menguncinya dari dalam. Seolah-olah
tak mau diganggu oleh siapa pun. Sebelum Ifa membuak surat tersebut, Ifa
mencium surat tersebut dengan perasaan bahagia, kemudian ia membukanya, dan membacanya
dengan seksama dan penuh penghayatan. Setelah membacanya, ia tersenyum bahagia,
di mana Tori pun merasakan hal yang sama dengannya, jatuh cinta pada pandangan
pertama, serta gak bisa tidur dengan tenang karena bayangan wajah Tori selalu
menghantuinya.
Kebahagiaan yang dirasakan oleh Ifa, kemudia ia
tuangkan dalam surat balasannya, sambil beberapa kali mencium karena bau harum
yang menempel pada surat tersebut. Saat Ifa asik menulis surat balasan untuk
Tori, Tori yang baru pulang dari kampus mengambil surat ifa dalam tasnya, dan
menaruh didadanya kemudian memeluknya, seolah-olah itu adalah Ifa sendiri.
Dengan memeluk surat ini, akhirnya dengan
perlahan saya tertidur pulas, dengan harapan, Ifa hadir dalam mimpi ku, namun
apa yang aku harapkan tidak menjadi kenyataan. Bahkan adzan Zuhur keburu
berkumandang, hingga membangun lelap tidur ku. Saat saya bangun, surat Ifa
masih berada di dada ku, saya memegangnya kemudian ku cium berulang-ulang kali,
ternyata bau harumnya masih terasa. ‘I love you Ifa’ guman ku dalam hati. Aku pun
bangun menuju tempat ambil air wudhu’ dan segera melaksanakan kewajiban ku
sebagai umat muslim, dan berdo’a semoga orang tua ku yang selama ini
membesarkan ku dengan susah payah, hingga aku bisa menempuh bangku kuliah. Tak lupa
juga, berdo’a agar Ifa memberikan jawabannya, untuk menjadi pacar ku, dan mau
bertemu karena aku sudah tak sabar lagi ingin menatap wajah yang berseri nan
cantik.
Setelah selesai sholat, aku pun pergi ke kampus,
karena ada acara BEM Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, para anggota BEM melaksanakan
diskusi bersama mahasiswa baru, lebih tepatnya, perkenalan dan Tanya jawab
seputar tugas dan tanggung jawab BEM dan HMJ, serta peran mahasiswa diluar
pengurus dalam mensukseskan setiap acara yang dilaksanakan, yang diagendakan
bersama oleh pihak Fakultas dalam rangka ‘Duduk Bareng’ dengan tema “membangun
mehasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, baik KPI, PMI dan BKI, menjadi garda
depan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial”. Karena ini adalah hal baru bagi
saya, aku pun begitu semangat untuk mengikutinya, itung-itung tambah
pengalaman, agar tidak ketinggalan dengan temen-temen yang lain.
saat sampai kampus, kelihatan acara sudah
dimulai, namun masih ada temen-temen yang lain yang masih duduk santai di depan
acara, dengan baju yang rapi, kelihatan seperti pejabat. ‘kok dia gak masuk ya?’guman
ku dalam hati. Aku pun memarkir sepeda motor kesayangan ku ditempat biasa aku parkir.
Setelah selesai, aku menghampiri mahasiswa yang sedang asik duduk sambil
menikmati jajan. Kok gak masuk…? Tanya ku. aku panitianya. Maaf kak, kirain
kakak mahasiswa baru. Aku minta maaf dan merasa malu. Ndak apa-apa, silahkan
masuk, acara baru mulai kok…! Pintanya kepada ku dengan sopan. Aku pun masuk
dan duduk paling belakang karena kursi depan sudah penuh dengan temen-teman
yang lain. Ya…, inilah jikalau jadi mahasiswa yang suka terlambat, pasti dapat
kursi paling belakang.
Ketika saya duduk, ternyata acara sudah
berlangsung sampai pembacaan ayat suci Al-Qur’an, tinggal memasuki acara
sambutan-sambutan dari ketua BEM, HMJ dan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Sambutan pertama diawalai dengan sambutan Dekan, namun, aku merasa tidak berada
dalam ruangan tersebut, dipikiran ku terlintas wajah Ifa. Dengan perasaan yang
tak karuan, apakah Ifa sudah membaca surat ku atau tidak? Apakah Ifa mau
bertemu dengan ku atau tidak? Apakah Ifa mau menjadi pacar ku atau tidak? Walau
dalam suratnya Ifa sudah jatuh cinta pada ku, namun aku ingin mendengarnya secara
langsung, agar aku mendapatkan kepanstian yang pasti. Ifa…, oh Ifa…, bisa gak
sebentar aja menghilang dari pandangan ku.
Pidato Pak Dekan pun berakhir, dan aku tak tau
sama sekali apa yang diomongkan, hanya beberapa kata yang melintas ditelinga
ku, itu pun gak jelas karena banyangan Ifa lebih nampak dari kata-kata yang
dekat. Sambutan kedua oleh Ketua BEM, dengan gagah dan suara tegas ia
berbicara, sungguh membuat ku terkagum akan kepiawaiannya berbicara. ‘seandainya
saya ngomong didepan, betapa bangganya diri ku’ lamunan yang tak jelas, namun
seandainya itu bisa terjadi. Setelah selesai ngomong, suara tepukan pun
bergemuruh dari seluruh peserta yang hadir. Sambutan ketiga oleh Ketua HMJ KPI,
kemudian PMI dan yang terakhir adalah Ketua HMJ BKI.
Dengan berakhirnya sambutan dari ketua HMJ BKI,
kemudian dilanjutkan dengan sesi pertanyaan, maupun masukan dari peserta. Ternyata
banyak juga yang antusias dengan mengangkat tangan untuk bertanya. aku ingin
bertanya pada waktu itu, namun bingung, apa yang mau aku tanyakan! Karena gak
konsen, dihantui oleh banyangan wajah Ifa dan perasaan yang was-was tentang
balasan surat ku. sesi pertanyaan pun selesai dan acara pun selesai. Semua peserta
keluar ruangan, dan wajah-wajah mereka terlihat begitu semangat dengan lontaran
wacana yang berikan oleh narasumber, hanya aku yang tidak paham sama sekali.
Saat aku beranjak menuju parkiran, aku dipanggil
oleh seorang cewek, dengan suara yang tak lazim ditelinga ku, karena dialah
satu-satu wanita (temen kelas) yang aku kenal saat OSPEK.
Tori :
eh…, Indi. Kirain kamu gak ikut acara ini, soalnya aku tidak lihat kamu didalam
tadi…!
Indi :
kamu aja yang gak lihat aku, pada hal aku lihat kamu, kayak orang kebingungan.
Tori :
iya nih…, kepikiran terus dengan surat yang aku kirim ke Ifa, apa kamu dah
kasih dia…?
Indi :
udah dong…, kan amanah dari kamu, jadi harus sampai…!
Tori :
tapi kamu gak baca kan…?
Indi :
ya gak lah…, kok kamu kayak gak percaya banget sih sama aku…?
Tori :
bukan begitu…, jangan marah dong. Maksud aku, takut aja kamu baca. Kan aku jadi
malu banget sama kamu.
Indi :
tenag aja…, aku gak pernah baca kok, tadi pas sampai kos, aku kasih langsung ke
Ifa, kebetulan Ifa juga baru pulang.
Tori :
terus…, terus. Gimana respon Ifa? Apa dia tersenyum, atau apa kek…?
Indi :
iiiihhh…, kamu ini. Ya mana aku tahu, indi langsung masuk kekamarnya.
Tori :
kirain kamu tahu…, hhuuuuhhh. Terus, kamu mau kemana sekarang…?
Indi :
mau pulang…, capek banget, duduk berjam-jam tadi, untung aja seru, jadi gak
terasa cepknya. Apalagi ketua BEMnya yang cakep…, Indi jadi betah.
Tori :
huuuss…, kamu ini, baru lihat cowok cakep, terus teler gitu.
Indi :
ya gak apa-apa. Itu kan, hak saya. Woooo. Ya dah, aku pulang dulu ya! Capek nih,
pingin istirahat.
Tori :
aku antar ya…?
Indi :
gak, kalo kamu antar, siapa dong yang bawa motor ku…?
Tori :
oh…, kirain kamu gak bawa motor. Ya dah, kalau begitu, hati-hati dijalan, aku
juga mau balik nih.
Indi :
kamu juga hat-hati ya, jangan menghayal terus, entar kesurupan lagi. Hahahaha…
ledek Indi.
Tori :
gak kok…, salam saya sama Ifa ya, salam kangen… hehehe
Indi :
insya Allah kalau gak lupa.
Setelah Indi jauh dari pandangan ku, aku pun
menghidupkan motor ku untuk berangkat pulang. Setelah hidup, aku pun berangkat
pulang dengan hati yang bahagia, karean aku yakin pasti Ifa sedang baca dan
menulis surat balasan untuk ku, aku pun tersenyum sendiri, kayak orang baru
gila dalam percintaan. Setelah sampai dikos, saya pun bergegas untuk mengambil
air wudhu’ untuk melaksanakan kewajiban ku, walau sudah telat, karena waktu
sudah menunjukkan jam setengah enam (17:30). Setelah selesai sholat, tak lupa
aku berdo’a untuk orang tua ku tercinta. Orang tua yang menjaga dan menyayangi
ku selama ini, orang tua yang selalu memberikan kasih sayangnya pada ku, kasih
sayang yang tak mungkin saya bisa balas, walau aku selalu berdo’a seiap waktu
tanpa henti. Dan mewujudkan mimpi ku untuk mendapatkan masa depan yang lebih
baik, agar beliau bangga pada ku.
Namun kini, kebiasaan ku yang baru adalah berdo’a
semoga Ifa menjadi jodoh ku, menjadi pendamping ku seumur hidup, hingga
kakek-nenek. Setelah selesai berdo’a, aku pun mengambil laptop untuk
mengerjakan tugas pertama yang diberikan oleh dosen Ilmu Komunikasi. Karena saya
yang presentasi pertama maka tugas harus selesai dengan cepat, agar dosen tak
kecewa dan marah kepada saya. Saya pun mulai mengetik dengan beberapa buku komunikasi
sebagai refrensi makalah yang akan saya
buat. Sedikit demi sedikit, aku mencoba memahami pengertian komunikasi dan
macam-macam komunikasi, serta peran penting komunikasi dalam diri kita. “tanpa
komunikasi yang baik (efektif) maka akan timbul dampak-dampak negatif fatal”
karena kecakapan berkomunikasi adalah modal yang paling baik.
Membaca hal tersebut, aku ingat sama kakak-kakak
BEM dan HMJ, mereka sangat pandai menyampaikan pesan, sehingga terjadi respon
yang begitu baik dari peserta yang ada. Dalam hati ingin sekali rasanya menjadi
Ketua BEM atau HMJ, biar terkenal dan bisa tampil dalam acara-acara yang ada. kok
jadi ngelantur gini ya…, entar makalah gak jadi sama sekali. Setelah setengah
jam, akhirnya saya dapat empat lembar, tinggal sebelas lembar, sesuai dengan
standar yang diberikan. Karena keburu magrib, akhirnya laptop pun aku matikan
dan kembali menjalankan perintah Allah sebagai wujud ketaatan ku terhadap Sang
Pencipta.
Setelah sholat selesai, saya pun mengambil
Al-Qur’an, mengaji untuk menenagkan batin saya, pikiran saya, dan pokus terhadap
ayat-ayat Allah SWT, agar lantunannya mengalir dalam jiwa ku. setelah selesai
ngaji, yang bertepatan dengan kumandang Adzan Isya’, saya pun berhenti dengan
mengucap syukur kepada Allah SWT atas karunia dan nikmat-Nya hari ini, dan menyelesaikan
sholat Isya’. Kewajiban ku pun hari ini udah selesai semua, kewajiban yang
diwajibkan dalam Islam. Dan waktunya
beristirahat, berharap mala mini, Ifa hadir dalam mimpi ku. serta semoga Ifa
mau bertemu dan engan menerima cinta ku, dengan harapan yang cemas-cemas, aku
mencoba memejamkan mata ku.
Bersambung…!!!
Hari Ketiga
Hari Keempat
Hari Kelima
Hari Keenam
Hari ketujuh