Rss Feed Facebook Twitter Google Plus
Nikmatilah setiap detik anda membaca ARTIKEL, PUISI, HUMOR, CEPEN dan yang lainnya, semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi anda dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin.

post:


Sabtu, 07 Desember 2013

Ngopi Pagi






Banyak teriakan lantang di sudut kota…
Bahkan saling bersahutan di penjuru desa…
Merdeka…, merdeka…, merdeka…
Tapi apa sejatinya teriakan mereka…?


Merdeka bukanlah lepas dari jajahan…
Merdeka bukanlah lunas dari tagihan…
Merdeka mu hanya karena latah…
Merdeka mu hanya karena terpaksa…


Merdeka-nyalah yang membahana…
Merdeka-nyalah yang luar biasa…
Merdeka menghabiskan jatah-jatah kita…
Merdeka menggarong alam-alam kita…


MERDEKA hanya untuk MEREKA…
Bukan untuk KITA…


By; Selamet Subroto
Read more

Jumat, 06 Desember 2013

Pulangnya Gadis Desa Pembawa Berkah



Kondisi ekonomi yang memburuk (bangkrut) membuat orang tua Dini harus pindah dari kota menuju desa, dimana desa tersebut adalah desa yang dulu ia pernah tinggal waktu pindah ke kota. Orang tuanya Dini, ditipu oleh perusahaan bohongan yang mengaku sudah bergelut sudah lama di dunia bisnis. Malam itu, sebelum orang tuanya Dini, Dini dan adeknya Dini berangkat pulang ke desa meninggalkan rumahnya yang megah. Malam itu, ibunya Dini, keluar kamar dengan muka kusam dan lemas, karena tak menyangka suaminya bisa kena tipu, hingga harus menjual rumah kesayangannya.

Saat ibunya Dini duduk di sofa, tempat mereka biasa berdiskusi bersama masalah keluarga, tiba-tiba pak Dini datang dengan wajah yang lusuh dan lemas, seperti sudah tidak memiliki gairah lagi untuk hidup. Sambil memegang kepalanya, pak Dini bertanya kepada istrinya.

Pak Dini         : ibu kenapa…? Kok wajahnya kusut kayak gitu…?
Ibu Dini          : bapak juga kenapa…? Pegang kepala kayak orang sakit kepala aja…!
Pak Dini         : gak apa-apa kok buk…, bapak cumen gak nyangka aja dengan semua kejadian ini, baru aja kita pindah ke kota dan bisa beli rumah, ternyata kita harus kembali lagi ke desa.
Ibu Dini          : sabar aja yah…! Mungkin ini adalah kehendak Yang Maha Kuasa, mudahan dengan cobaan ini, kita semakin kuat dalam menerima cobaan yang lain.
Pak Dini         : ya buk…, semoga saja ujian ini kita bisa hadapi dengan tabah.

Saat mereka berdua asik ngobrol, mereka tidak tahu bahwa Dini mendengar pembicaraan mereka, kemudian Dini menghampiri kedua orang tuanya dengan wajah sedih. Hal itu membuat mereka terkejut dan mencoba menenagkan Dini agar tidak bersedih lagi.

Pak Dini         : kenapa kamu nak…? Kok kamu sedih begitu…?
Ibu Dini          : sini…, duduk ditengah biar kami bisa memeluk anak ibu yang cantik dan cerdas ini.
Dini                 : Dini terdiam sambil mengusap air matanya.
Ibu Dini          : maafin bapak sama ibu ya…!
Dini                 : gak apa-apa kok buk, Dini gak baik-baik saja. Dini cumen sedih karena harus tertimpa masalah kayak gini, padahal belum lama kita tinggal disini, dan Dini sudah punya banyak temen.
Pak Dini         : maafin bapak nak…! Bapak terlalu bodoh, bapak terlalu percaya dan yakin, namun kenyataannya bapak harus ditipu mentah-mentah seperti ini. Sekarang bapak gak bisa berbuat apa-apa lagi. Maafin bapak nak…! Pak Dini mencoba membuat Dini menjadi lebih tenang, sambil memeluknya.
Dini                 : maafin Dini juga pak. Buk, maafin Dini jika Dini salah dan durhaka sama bapak dan ibu.
Ibu Dini          : gak nak…, Dini adalah anak bapak dan ibu yang paling baik, bahkan, bapak sama ibu bangga sama Dini, Dini bisa mengerti kondisi bapak sama ibu. Dini dan Rian adalah malaikat ibu.

Setelah Dini merasa lega, ia pun akhirnya kembali kekamarnya untuk istirahat, kedua orang tuanya juga beranjak meninggalkan ruang tamu menuju kamar untuk istirahat.

Malam terakhir mereka merasakan kenyamanan rumahnya pun mereka nikmati dengan beristirahat dengan nyenyak, tanpa harus terlalu memikirkan masalah yang sudah menjadi bubur. Menjelang pagi, adzan subuh mereka sudah bangun untuk sama-sama menunaikan kewajiban mereka sebagai umat islam. Dengan harapan, semoga masalah yang menimpa mereka bisa dihadapi dengan sabar dan tabah. Terutama bagi Dini dan Rian, yang tak seharunya ikut menanggung beban karena kelalaian bapaknya.

Selesai sholat subuh berjamaan, mereka mengemas barang-barang yang akan dibawa pulang kedesa. Segala peralatan yang masih bisa dipakai, mereka bawa agar tidak terlalu merepotkan kakek dan neneknya Dini. Matahari pun sudah mulai menampakkan diri, bertanda bahwa mereka harus segera bergegas meninggalkan rumahnya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, jika tidak maka mereka akan diusir secara paksa.

***

Dini adalah seorang gadis yang cantik, berkulit putih bersih, berambut hitam dan panjang, dan umurnya masih 17 tahun. Dengan kepribadian yang baik dan tidak sombong membuat Dini disukai oleh masyarakat Sekar Ayu, dan ia adalah cucu kesayangan kakek dan neneknya. Desa sekar ayu adalah desa yang terpencil, dengan kondisi listrik yang sering mati, namun konstruksi jalan bisa dikatakan lumayan bagus, tidak membuat masyarakat sekar ayu kerepotan menjual hasil sawahnya. Desa sekar ayu adalah desa yang makmur, dengan kondisi air yang selalu mengalir setiap saat, pemandangan yang selalu hijau, serta jauh dari kerusuhan, perampokan, pencuRian dan yang lainnya. hal ini dikarenakan desa sekar ayu memiliki masyarakat yang kompak dan solidaritas yang tinggi.

Sebagai seorang anak pertama, Dini sudah diajarkan tentang kasih sayang, kejujuran, tidak boleh memiliki sifat sombong, dan yang lainnya,  dari kecil oleh kakek dan neneknya, sehingga Dini tumbuh dengan hati yang lembut dan baik hati, sesuai dengan kecantikan wajahnya, sehingga Dini adalah salah satu gadis rebutan para cowok-cowok. Walaupun para cowok berkompetisi merebut hati dan kebaikannya Dini, namun mereka tetap mengatasnamakan persaudaraan alias siapapun yang dapat, namun tidak ada permusuhan sama sekali.  Inilah pondasi dasar yang diajarkan para orang tua masyarakat sekar ayu, kepada anak-anak mereka, apapun permasalahannya, persaudaraan tetap terjaga untuk selamanya.

***

Diperjalanan pulang, Dini dan Rian merasa bahagia, karena akan bertemu dengan kakek dan nenek kesayangan mereka, mereka membayangkan seakan-akan sudah berada didepan rumah kakek dan neneknya. Pak…, apa kakek dan nenek sudah tahu kedatangan kita…? Tanya Rian. Belum tahu nak…, bapak gak kasih tahu agar menjadi kejutan buat kakek dan nenek. Rian seneng gak bisa ketemu kakek dan nenek…? Seneng pak. Jawab Rian dengan nada bahagia.

Dengan wajah yang berseri-seri Dini dan Rian, semakin tidak sabaran untuk bertemu dengan kakek dan neneknya, orang tuanya pun semakin merasa tenang dan bahagia melihat kedua anaknya bahagia. Dalam hati, pak dini berucap sambil mengelus dada, Ya Allah…, terima kasih Engkau telah memberikan hamba kebahagiaan yang tiada bandingnya. Ibu dini yang melihat suaminya dan kedua anaknya begitu bahagia, membuatnya semakin nyakin bahwa dibalik cobaan ini akan datang kebahagiaan yang besar.

Akhirnya…, setelah lama beradu dengan jalan yang berliku-liku, mereka pun sampai, pak dini mencoba lebih pelan menyetir mobil agar merasakan aroma desa yang selama ini menjadi bagian dari kehidupannya, desa yang banyak memberikan berkah yang luar biasa. Desa yang memberikan kehidupan layak bagi setiap warga sekar ayu. Begitu juga dengan apa yang dirasakan oleh istrinya, dengan menghirup udara segar sekar ayu, membuat buk dini merasa bahagia, kebahagiaannya seolah-olah obat yang mujarab bagi masalah yang menimpanya.

Rian                : horeeee…., kita mau sampai rumah kakek.
Dini                 : buk…, akhirnya mau sampai juga dengan rumah kakek, gimana ya keadaan kakek dan nenek sekarang?
Ibu dini          : kakek dan nenek baik-baik saja nak, mereka berdua masih kuat dan tegar walau umurnya sudah tua.
Pak dini         : kan dini selalu mendo’akan untuk kesehatan kakek dan nenek terus, karena dengan do’anya dini, akan menjaga kakek dan nenek dari marabahaya, dan Allah SWT akan selalu menjaga kakek dan nenek.
Dini                 : ya, dini tau pak, buk. Akan tetapi, sejak dini melangkah meninggalkan rumah kakek, sejak itulah dini gak pernah tau kabarnya kakek dan nenek.

Setelah melewati beberapa tikungan, akhirnya mereka pun sampai didepan rumah, rian dan dini yang melihat kakeknya sedang menyiram bunga dideket pintu gerbang, rian dan dini pun bergegas turun dan berlari kearah kakeknya sambil berteriak. Kakeeeeeeek…, sahut dini dan rian. Teriakan dini dan rian membuat kakek terkejut, hingga selang penyiram tanaman dibaung tanpa sadar. Kakek pun mengulurkan tangannya dengan tanda agar dipeluk sama kedua cucu kesayangannya. Gimana kabarnya kakek…? Tanya dini setelah melapas pelukannya. Kakek baik-baik saja. Kakek kangen sama dini dan rian. Kami juga kangen banget kek…, sahut bersamaan. Nenek mana kek…? Tanya rian. Nenek lagi didapur, sana peluk nenek, karena neneknya rian kangen banget sama manjanya rian. Jawab kakek sambil mencubit pipi tembemnya rian.

Tanpa basa-basi lagi, dini dan rian pergi berlari masuk rumah untuk memberiak kejutan kepada neneknya.

BERSAMBUNG…!!!

Read more

Empat Kebahagiaan Dunia dan Akhirat Versi Khutbah Jum’at





Pertama; suami yang memiliki istri yang sholeh dan sholehah atau istri yang memiliki suami yang sholeh. Dalam hal ini, semua laki-laki dan wanita berharap mendapatkan pasangan yang sholeh. Menjadi imam yang baik serta makmum yang taat terhadap imam. Namun hal ini, kembali kepada konteks diri masing-masing,.

Kedua; memiliki anak yang berbakti. Anak adalah titipan Ilahi yang harus dijaga dan dirawat, sebagai orang tua, tentu memiliki tanggungjawab besar terhadap pendidikan anaknya. Pendidikan yang akan mengajarkannya menjadi anak yang sholeh dan berbakti kepada kedua orang tua.

Ketiga; memiliki tetangga yang sholeh. Dalam kehidupan masyarakat, tentu ada yang padat penduduknya maupun ada yang tidak padat. Yang padat biasanya identik dengan keramian atau keributan dengan segala cara. Hal inilah yang menjadikan manusia mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Tetangga sebagai penuntun bersama dalam mencapai keridhoan Ilahi agar mendapatkan kebahagiaan. Tetangga yang sholeh akan membawa pada kedamaian secara jiwa dan hati. Sehingga memiliki tetangga yang sholeh adalah karunia tersendiri dalam hidup kita. namun ketingga tetangga tidak sholeh maka akan ada kecanggungan yang akan dirasakan. Kecanggungan yang akan membuat kita merasa risih dengan perbuatan-perbuatan negatif, dimana, perbuatannya tersebut jangan sampai menular dalam kehidupan kita. Namun jangan sampai tetangganya sholeh terus kita yang gak sholeh.

Keempat; memiliki lingkungan yang sehat. Lingkungan sehat adalah lingkungan yang bersih dari berbagai permasalahan. Kerena sudah jelas bahwa, ‘kebersihan adalah sebagian dari iman’. Namun terkadang begitu banyak permasalahan yang mengakibatkan kehidupan menjadi sumpek dan tidak menyehatkan, sehingga berdampak pada kesehatan, dan fikiran. Oleh karena itu jika lingkungan kita sehat maka kabahagiaan dunia dan akhirat akan kita dapatkan.

__________

Menurut saya; kebahagiaan dunia dan akhirat adalah hal yang paling sulit untuk diterka, terkadang bersih lingkungan, namun hati yang kotor, terkadang kita sebagai iman selalu taat akan perintah Allah, namun terkadang istri yang senin kamis sholatnya, dan terkadang tetangga yang sholeh, namun hanya sebatas diri pribadi, tidak mau berbagi sama orang lain. Kebahagiaan dunia dan akhirat tergantung versi kita masing-masing. Bagaimana menafsirkannya secara universal maupun pada tingkat kesederhanaan. Jujur, amanah, tidak sombong, selalu bersyukur, selalu mampu mengambil hikmah dibalik cobaan, dan yang lainnya adalah hal yang akan membawa pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ketika banyak yang mengatakan bahwa orang jujur pasti tidak akan bahagia hidup dunia, itu adalah versi mereka, berbeda dengan versi yang kita pegang. Intinya adalah semua tergantung kita bagaimana menjalani hidup ini. Terima kasih.


Read more

Sahabat Pergerakan 'PEKSOS'

Memori Bersama Sahabat Pergerakan



Berjuang…! Way not…? Berjuang bukan berarti harus memiliki segalanya terlebih dahulu, karena hal tersebut bukanlah salah satu standar dalam melakukan perjuangan. Perjuangan adalah kemauan diri sendiri bukan dukungan materi atau yang lainnya. perjuangan membutuhkan ketegaran hati, fikiran dan jiwa bukan ketegaran dukungan yang akan membuat perjuangan itu terkotori atau ternoda dengan hal-hal negatif.

Inilah gambaran yang saya dapatkan dari salah satu sahabat saya, sahabat sekaligus sama-sama sebagai mantan Ketua Komisarian Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sebuah perjuangan yang tak mengenal menyerah namun selalu tumbuh semangat yang menggebu-gebu untuk mendapatkan masa depan. Apalagi hasrat sejati yang ingin selalu membantu masyarakat yang tertindas. Soalnya…, sahabat ku ini dibesarkan dari kasih sayang orang tua yang berprofesi sebagai seorang petani, dan disinilah kesamaan yang lain yang ada diantara kami berdua.

Setiap hari, ketika kami sedang berdiskusi, terkadang kami sering berdebat, dengan pendapat yang berbeda-beda namun pada akhirnya ada sedikit persamaan yang terjadi. Namanya juga kami sama idiologi, sama-sama satu pergerakan. Namun yang paling saya kagumi adalah tekatnya yang bulat dalam menggapai masa depan yang lebih baik agar bisa menjadi garda terdepan dalam perubahan dan keadilan sosial bagi masyarakat. tidak mau terikat dengan aturan-aturan yang sama sekali tidak berpihak kepada kemaslahatan umat.

Dialah PURWANTO, anak Jepara yang gagah alian cakep tapi kurus sama kayak saya, pakai kaca mata karena ada kesalahan yang pernah dilakukan. Sekarang dia tinggal di LKIS di Jogjakarta, dan sedang menempuh s2 di UIN Sunan Kalijaga, Prodi IIS dengan konsentrasi Pekerja Sosial (PEKSOS), padahal waktu s1 dia ambil jurusan Ekonomi Islam (syariah), gak nyambung sama sekali dengan Pekerja Sosial. Salah satu alasannya masuk PEKSOS tidak jauh beda dengan gambaran semangatnya yang menggebu-gebu yang saya ceritakan diatas.

Akan tetapi…, selain memiliki semangat yang mengebu-gebu, semangat kesetiaannya terhadap wanita juga tinggi, jiwa penyayang, tidak suka mempermainkan hati wanita. So…, swit…, namun sayang…, jaraklah yang memisahkan keromantisan dalam berpacaran.

Purwanto…, purwanto…, masih ada ya generasi muda yang tidak memikirkan kepentingan pribadi namun lebih kepada kepentingan sosial. Seandainya semua generasi muda, khususnya generasi pergerakan berjiwa seperti mu maka kemiskinan akan segera terselesaikan dari tubuh Indonesia, namun sayang…, bisa dihitung dengan jari generasi yang seperti mu. Generasi muda lebih pada kemewahan dunia dan kepentingan pribadi.


Indonesia Ku…, Tanah Air Ku…, Tumpah Darah Ku.



Read more
 

Popular Posts

Data Pengunjung

Putra NTB Menulis (BATUJAI)

Total Tayangan Halaman