Memori Bersama Sahabat Pergerakan
Berjuang…!
Way not…? Berjuang bukan berarti harus memiliki segalanya terlebih dahulu,
karena hal tersebut bukanlah salah satu standar dalam melakukan perjuangan. Perjuangan
adalah kemauan diri sendiri bukan dukungan materi atau yang lainnya. perjuangan
membutuhkan ketegaran hati, fikiran dan jiwa bukan ketegaran dukungan yang akan
membuat perjuangan itu terkotori atau ternoda dengan hal-hal negatif.
Inilah gambaran
yang saya dapatkan dari salah satu sahabat saya, sahabat sekaligus sama-sama sebagai
mantan Ketua Komisarian Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sebuah perjuangan
yang tak mengenal menyerah namun selalu tumbuh semangat yang menggebu-gebu
untuk mendapatkan masa depan. Apalagi hasrat sejati yang ingin selalu membantu
masyarakat yang tertindas. Soalnya…, sahabat ku ini dibesarkan dari kasih
sayang orang tua yang berprofesi sebagai seorang petani, dan disinilah kesamaan
yang lain yang ada diantara kami berdua.
Setiap hari,
ketika kami sedang berdiskusi, terkadang kami sering berdebat, dengan pendapat
yang berbeda-beda namun pada akhirnya ada sedikit persamaan yang terjadi. Namanya
juga kami sama idiologi, sama-sama satu pergerakan. Namun yang paling saya
kagumi adalah tekatnya yang bulat dalam menggapai masa depan yang lebih baik
agar bisa menjadi garda terdepan dalam perubahan dan keadilan sosial bagi
masyarakat. tidak mau terikat dengan aturan-aturan yang sama sekali tidak
berpihak kepada kemaslahatan umat.
Dialah PURWANTO,
anak Jepara yang gagah alian cakep tapi kurus sama kayak saya, pakai kaca mata
karena ada kesalahan yang pernah dilakukan. Sekarang dia tinggal di LKIS di
Jogjakarta, dan sedang menempuh s2 di UIN Sunan Kalijaga, Prodi IIS dengan
konsentrasi Pekerja Sosial (PEKSOS), padahal waktu s1 dia ambil jurusan Ekonomi
Islam (syariah), gak nyambung sama sekali dengan Pekerja Sosial. Salah satu
alasannya masuk PEKSOS tidak jauh beda dengan gambaran semangatnya yang
menggebu-gebu yang saya ceritakan diatas.
Akan tetapi…,
selain memiliki semangat yang mengebu-gebu, semangat kesetiaannya terhadap
wanita juga tinggi, jiwa penyayang, tidak suka mempermainkan hati wanita. So…,
swit…, namun sayang…, jaraklah yang memisahkan keromantisan dalam berpacaran.
Purwanto…,
purwanto…, masih ada ya generasi muda yang tidak memikirkan kepentingan pribadi
namun lebih kepada kepentingan sosial. Seandainya semua generasi muda,
khususnya generasi pergerakan berjiwa seperti mu maka kemiskinan akan segera
terselesaikan dari tubuh Indonesia, namun sayang…, bisa dihitung dengan jari generasi
yang seperti mu. Generasi muda lebih pada kemewahan dunia dan kepentingan
pribadi.
Indonesia
Ku…, Tanah Air Ku…, Tumpah Darah Ku.
Please...Share dong Sob, jika Sobat menyukainya :
0 komentar:
Posting Komentar
Hey…, sahabat-sahabat bloger, semoga sukses selalu dalam berkarya melalui tulisan… Jangan lupa meninggalkan jejak anda di blog saya ini. Terima kasih.