Rss Feed Facebook Twitter Google Plus
Nikmatilah setiap detik anda membaca ARTIKEL, PUISI, HUMOR, CEPEN dan yang lainnya, semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi anda dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin.

post:


Kamis, 05 Desember 2013

Komunikasi Lintas Budaya





Setiap kelompok budaya jelas punya peta yang berbeda untuk merepresentasikan realitas budaya mereka. Maka, ucapan boleh jadi sama tetapi maknanya berbeda. Kesalahanpahaman ini dapat terjadi bukan hanya antara orang-orang berbeda suku dalam suatu bangsa, tetapi terlebih-lebih antara orang-orang yang berbeda bangsa, seperti dilukiskan anekdot-anekdot berikut;

Seorang kuli beretnik Pakistan melayani seorang turis lokal yang baru tiba disebuah stasiun kereta di Melbourne, Australia, dengan membawa banyak barang. Setiap turis itu memberi intruksi, si kuli menjawab, “Yes, Sir” setelah berkali-kali memberi intruksi, akhirnya sang turis bertanya,
“What is your name?”
Yes, Sir
“What is your name?”
Yes, Sir
“Why do you keep saying, ‘Yes Sir, Yes Sir’?”
My name is Yashir, Sir
(sebenarnya jawaban kuli itu adalah Yashir, menyebut namanya, yang bunyinya mirip Yes Sir ditelinga sang turis)


Seorang cewek yang bahasa inggrisnya kacau balau suatu hari menabrak seorang bule ketika jalan-jalan di Mal.
Cewek          : “I am sorry
Bule                : “I am sorry, too
Si cewek bingung. Ia merasa harus menjawab si bule.
Cewek          : “i am sorry, three
Bule                : “What are you sorry for?
Cewek          : “I am sorry, five


Seorang pelancong dari bandung datang ke jerman. Logat sundanya sangat kental, suatu ketika ia bertemu dengan orang Jerman yang kemudian menanyakan namanya. Ia menjawab. “ich bin Ujang” saya Ujang, katanya. Kemudian orang Jerman itu bertanya lagi, “Wie Geht es?” apa kabar? Terus ia menjawab lagi, “gut, aber bin faul.” Ia bermaksud menjawab “baik, tapi saya lagi malas nih.” Oleh karena logat sundanya, maka yang terdengar oleh orang Jerman itu adalah “ich bin paul.” Orang jerman itu menjadi bingung. Tadi katanya Ujang, sekarang Paul.


Ketiga anekdot diatas menyangkut komunikasi antara orang-orang berbeda budaya dan berbeda bahasa-ibu. Dua orang yang berasal dari budaya yang sama dan berbicara bahasa-ibu yang sama pun boleh jadi memberikan makna yang berbeda terhadap kata-kata yang sama, jika mereka tidak mengetahui konteks pembicaraan. Seperti dalam humor berikut;

Kabayan bersama Karnadi ditugaskan oleh bosnya untuk menggrebek sarang mafia disekitar hutan. Tiba-tiba mereka melihat disekitar semak ada yang bergerak. Dengan naluri detektifnya mereka cepat bertindak. “jangan bergerak!” Karnadi membentak. “bergerak berarti mati,” lanjutnya. “Dasar tolol. Bergerak itu artinya hidup!” kata kabayan.


Satu pasangan muda sangat bersuka cita demi mengetahui sang istri hamil muda. Namun sebelum mendapatkan kepastian dari dokter, mereka sepakat untuk merahasiakan kehamilan tersebut.

Istri      : “Pa, gak usah diomongin dulu ya… takut gagal. kan gak enak kalau sudah diomongin-omongin.”
Suami            : “Oke deh, ma, janji ngak bakalan diomongin sebelum ada konfirmasi dari dokter”
Tiba-tiba datang karyawan PLN ke rumah mereka untuk menyerahkan tagihan dan denda atas tunggakan rekening listrik mereka bulan lalu.
Petugas PLN            : “Nyonya terlambat satu bulan.”
Istri                              : “Bapak tahu dari mana…? Papa… tolong nih bicara sama orang PLN ini…!”
Suami                        : “Eh, sembarangan… bagaimana anda bisa tahu masalah ini?”
Petugas PLN            : “semua tercatat di kantor kami, pak.”
Suami                        : (tambah sengit) “Oke, besok saja saya ke kantor bapak untuk menyelesaikan masalah ini!”
Keesokan harinya …
Suami                        : “Bagaimana PLN tahu rahasia keluarga saya?”
Petugas PLN            : “Ya tahu dong, lha wong ada catatannya pada kami!”
Suami                        : “Jadi saya mesti bagaimana agar berita ini dirahasiakan, pak?”
Petugas PLN            : “Ya mesti bayar dong pak!”
Suami                 : (sialan gue diperes nih!) “Kalau saya tidak mau bayar, bagaimana?”
Petugas PLN            : “Ya, punya bapak terpaksa kami putus…”
Suami                        : “Lha, kalo diputus… nanti istri saya bagaimana…?”
Karyawan PLN        : “Kan bisa pakai lilin.”

Sumber; Komunikasi Efektif suatu pendekatan lintas budaya, oleh: Prof. Dr Deddy Mulyana, M.A.




Please...Share dong Sob, jika Sobat menyukainya :

0 komentar:

Posting Komentar

Hey…, sahabat-sahabat bloger, semoga sukses selalu dalam berkarya melalui tulisan… Jangan lupa meninggalkan jejak anda di blog saya ini. Terima kasih.

 

Popular Posts

Data Pengunjung

Putra NTB Menulis (BATUJAI)

Total Tayangan Halaman