Rss Feed Facebook Twitter Google Plus
Nikmatilah setiap detik anda membaca ARTIKEL, PUISI, HUMOR, CEPEN dan yang lainnya, semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi anda dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin.

post:


Rabu, 04 Desember 2013

Kembali Pulang




Sumber Gambar; http://portalunique.blogspot.com

 

Suasana duka menjadikan ribuan tetesan air mata membasahi bumi, melewati pipi-pipi lesu yang berwajah lusuh, berteriak bagai tak ikhlas, memberontak seakan-akan bukan rumah abadi, dikerumi dengan wajah-wajah iba dengan nada-nada halus sebagai ucapakan duka. Rasa malu yang dulu ada kini telah sirna, karena nyawa telah pulang menuju rumah aslinya, hanya terbujur kaku dan membentang keras bagai kayu yang kokoh.

Semua orang sibuk dengan urusan masing-masing, berjalan kesana kemari menantang rasa lelah, sebagai bentuk rasa kemanusiaan dan solidaritas. Sedangkan dia, hanya diam tanpa kata, tersenyum pun tak mampu, apalagi mengucap ucapan terima kasih sebagai rasa syukur telah hadir dalam kebisuannya.

Ketika waktu telah berkata “saatnya telah tiba”, tak ada yang mampu menahan kepergiaan, hanya mampu menangis dan lemah bagai tak pernah makan satu bulan. Keikhlasan seolah-olah telah menantang agar umat manusia menjadi manusia yang lebih baik, berjiwa tegar, serta memiliki kesabaran yang kuat dalam menghadapi cobaan, bahkan memiliki semangat hidup tinggi dalam bimbingan Allah SWT melalui agama kebebasan, agama pemberi berita, agama yang akan membawa umat manusia menuju keridhoanNya, yaitu agama islam.


Dengan iringan kaki yang berlomba-lomba menuju persinggahan terakhir, melangkah dengan beban yang tak mampu dirasakan, hanya yang lepas jiwanyalah yang akan menikmati kepedihan atau keselamatan. Yang di tinggal, hanya mampu memberikan do’a untuk keselamatannya. Rumah pun telah dibuat begitu sederhana, sesuai dengan panjang badan tanpa beralasan kemewahan, hanya beberapa kain dan bamboo sebagai penyanggah agar tidak merasa keusangan.



Kemudian, akan terdengar siraman rohani akan hakekat manusia yang hanya sekedar numpang untuk pembuktian diri, pembuktian yang akan membawa keselamatan bagi setiap umat manusia yang ‘sadar’. Iringan do’a dan isak tangis menjadi alunan nada yang tak dapat dimatikan; seperti saat mendengar radio dengan lagu yang tidak asik, kemudian dimatikan. Namun pada kenyataannya, sang jiwa yang telah pergi meninggalkan badan tertidur pulas bagai sedang bermimpi.

Dan kini…, kaki-kaki penghantar telah kembali pulang, suara tangis kembali reda dengan waktu yang terus berlalu, aktivitas kehidupan pun telah dijalankan seperti biasanya. 



Please...Share dong Sob, jika Sobat menyukainya :

0 komentar:

Posting Komentar

Hey…, sahabat-sahabat bloger, semoga sukses selalu dalam berkarya melalui tulisan… Jangan lupa meninggalkan jejak anda di blog saya ini. Terima kasih.

 

Popular Posts

Data Pengunjung

Putra NTB Menulis (BATUJAI)

Total Tayangan Halaman