Ini merupakan cerita nyata, yang tidak ada sama
sekali rekayasa, karena peristiwa ini adalah peristiwa yang saya alami sendiri
ketika bersama kakek saya sebelum meninggal dunia, dan saya berharap segala
amal ibadahnya dapat diterima oleh Allah SWT dan diampuni segala dosa-dosanya. Amin
ya rabbal alamin. Pada waktu itu, kakek saya berada di rumah Sakit Umum Praya Lombok
Tengah karena kondisi yang sangat kritis.
Sore itu, saya bersama saudara laki-laki saya,
yang bernama Herman Budi menjenguk kakek dengan harapan tidak terjadi apa-apa. Dengan
menggunakan sepeda motor, kami berangkat dari batujai menuju RSU Praya lama,
dengan kecepatan yang biasa-biasa saja karena banyak polisi yang berkeliaran patroli
bahkan mencari pengguna sepeda motor yang tidak taat aturan.
Pada waktu itu, sepeda motor yang saya bawa,
STNKnya sudah mati (belum diperpanjang) sehingga selain khawatir dengan kakek,
kami berdua juga khawatir ketemu dengan pilisi, takut ditilang karena STNKnya
sudah mati selama satu tahun. Namun apa yang kami khawatirkan tidak terjadi,
kami tidak bertemu dengan polisi, karena melewati jalan-jalan yang jarang
dilalui oleh polisi, maklum…, waktu itu, dompet lagi kritis.
Saat kami sampai di RSU Praya lama, herman budi
pergi untuk memarkir sepeda motor sesuai dengan tempatnya, sedangkan saya
langsung menuju ruangan kakek, ingin segera melihat keadaannya, dengan pikiran
yang was-was, saya selalu berharap dan berkata dalam hati ‘mudahan kakek gak
apa-apa’, berulang-ulang kali dan ungkapan tersebut berhenti saat saya sampai
dan melihat kakek lagi terbaring dengan santai, tidak ada hal-hal yang berbau
negatif, semua yang ada dalam ruangan duduk sambil bercanda dengan keluarga
masing-masing.
Saya yang baru datang, langsung menuju tempat
kakek istirahat dan mencium tangannya sesuai dengan kebiasaan yang saya
lakukan. Sejak itulah saya merasa lega dan tenang, saudaranya saya yang datang
belakangan, datang dengan nafas yang terengah-engah, karena capek berlari, namun
dia juga merasa lega sama seperti saya dengan kondisi kakek yang masih membaik.
Beberapa selang waktu kemudian, paman saya,
menyuruh saya untuk mengajak kakek ngobrol, agar kakek merasa tidak sendirian. Saya
pun memulai dengan bertanya sama kakek saya;
Saya :
kek, coba kakek baca surat Al-fatihah…?
Kakek : dengan suara perlahan, kakek
membaca surat Al-fatihah dengan diawali dengan ucapan bismillahirrohmanirrohim,
kemudian membaca surat Al-fatihah dengan lancarnya.
Saya : kakek pinter banget, ternyata
masih segar ingatan kakek.
Kakek : haha…, haha…, haha…, kakek
tertawa dengan panjang namun dengan suara pelan.
Saat kakek tertawa dengan leganya, semua mata
tertuju padanya, dan pada ahirnya mereka semua, yang berada dalam ruangan
tersebut ikut tertawa dengan puas. Dan saya
pun ikut tertawa dengan bahagia.
Ya Allah…, yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang.
Ampunilah segala dosa kakek dan nenek saya, baik
yang disegaja maupun tidak disegala, tempatkan beliau ditempat yang indah. Terimalah
amal perbuatannya yang baik sebagai bentuk seorang hamba yang taat terhadap
perintahMu dan takut terhadap laranganMu. Amin Ya Rabbal Alamin.
Please...Share dong Sob, jika Sobat menyukainya :
0 komentar:
Posting Komentar
Hey…, sahabat-sahabat bloger, semoga sukses selalu dalam berkarya melalui tulisan… Jangan lupa meninggalkan jejak anda di blog saya ini. Terima kasih.