Rss Feed Facebook Twitter Google Plus
Nikmatilah setiap detik anda membaca ARTIKEL, PUISI, HUMOR, CEPEN dan yang lainnya, semoga bermanfaat dan bisa menjadi motivasi anda dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin.

post:


Senin, 20 Januari 2014

Banjir untuk Siapa...?


Sumber Gambar; www.republika.co.id




Kehadiran banjir yang melanda tanah air pada tahun ini, sungguh miris, terlebih lagi aktivitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mati total. Salah satu dampak yang akan terjadi adalah angka kemiskinan yang meningkat, didasari pada kenyataan yang sudah terjadi, misalnya; rumah yang terendam dan rusak, serta hal-hal lain yang menjadi penopang hidup masyarakat miskin. Banjir bagaikan hitler sang pembunuh massal, tidak peduli terhadap orang-orang miskin dan orang-orang kaya, tidak peduli anak kecil maupun tua, karena banjir berlaku bagi setiap manusia di dunia ini.

Banjir adalah salah satu bencana alam yang tak bisa dikalahkan dengan cepat, membutuhkan proses yang lama dan cemerlang agar banjir kapok dan tidak membuat masyarakat ketakutan. Namun proses lama yang selalu dibicarakan oleh kaum elit politik selama ini, telah membuat rakyat semakin sadar, bahwa suara tersebut hanyalah bualan yang diterpa angin kemudian menghilang. Apalagi banjir selalu melanda setiap tahun, bahkan ketika hujan lebat datang. Salah satu yang tidak pernah bisa diatasi atau ditanggulangi selama ini adalah pasukan banjir yang ada dimana-mana, pasukan ini akan menyerang ketika sang tuan turun ke Bumi untuk memerintahkan mereka sebagai pasukan militer yang hebat dan kokoh. Bahkan tidak dapat dibendung oleh cipratan tangan sang manusia.

Sampah = Angkatan Militer Air
Sumber Gambar; www.republika.co.id


Melihat berbagai macam gejala-gejala yang dipublikasikan lewat media selama ini, pasukan (militer) banjir bukanlah kesalahan pemerintah seutuhnya, melainkan kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan yang bersih dan sehat, dipasar misalnya; sampah bertumpukan dimana-mana, mulai dari sampah organic sampai sampah non-organic. Hal ini, pada dasarnya masyarakat sudah dan tidak sadar telah menciptakan militer banjir yang siap menyerang sewaktu-waktu. Karena membuang sampah sembarangan adalah salah satu penciptaan militer yang tak terkalahkan.

Selain itu, karya-karya tangan manusia yang diprogramkan melalui berbagai macam program pemerintah, hanyalah sebuah cipratan tak bermutu, karya tersebut bukanlah karya pemikir sejati, melain pemikir bak perut yang selalu kelaparan. Salah satu cipratan tak bermutu mereka adalah jebolnya tanggul bendungan, dan yang lainnya, padahal tanggul bendungan tersebut tidak lama dibuat. Meski demikian, alur ini terus berjalan tanpa henti, bagai air yang selalu mengalir. Para pembuat karya hanya mementingkan kepentingan sesaat mereka, tak mementingkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.


Jebolnya Tanggul = Karya Terbaik Tangan Manusia Yang Tak Bermutu
Sumber Gambar; posmetrobatam.com 


Kepedulian media terhadap setiap kejadian menjadi bagian penting dalam mengetahui informasi yang ada, masyarakat yang lain bisa melihat nasib saudaranya yang terkena musibah, sehingga sadar akan proses musibah yang telah menimpa, yakni jangan pernah menciptakan militer-militer banjir, yakni dengan cara; membuang sampah disembarangan tempat, menciptakan karya yang tak bermutu (pembuatan bendungan), merusak alam, merusak pembuangan air, dan yang lainnya. meski demikian, kesadaran masyarakat akan hal tersebut masih panas-panas tahi ayam. Namun pertanyaan saya adalah; untuk siapa banjir ini datang?

Melihat kisah-kisah sedih dan pilu di media akhir-akhir ini, saya mendapatkan satu kesimpulan yang menarik, bahwa pada dasarnya penderitaan yang diakibatkan oleh banjir hanyalah untuk kalangan miskin, karena media lebih banyak memperlihatkan kesedihan kalangan miskin ketimbang kalangan kaya. Pemerintah tidak pernah bersedih, melainkan mereka ikut merasakan kesedihan masyarakat, orang-orang kaya tidak akan merasakan penderitaan, melainkan mereka hanya terkena masalah kecil, karena penopang hidup mereka sudah terjamin. Sedangkan masyarakat miskin, selain kehilangan hal-hal yang berharga seperti rumah, barang-barang berharga, pendapatan, dan yang lainnya, juga jaminan kehidupan mereka tidak ada sama sekali.


Sumber Gambar; www.voaindonesia.com


Salah satu kenyataan yang miris adalah adanya kepentingan politik dibalik bencana yang ada. para elit politik memiliki kesempatan untuk berbela sungkawa, membuat janji-janji manis, dan berharap pengorbanan mereka berbalas suara pada saat pemilihan tiba.

Banjir…, oh banjir, kau adalah pembunuh masal yang tak nyata. Namun, kenyataannya juga bahwa kau diharapkan untuk hadir secara tidak sadar, dengan cara masyarakat masih belum sadar akan lingkungan bersih dan sehat.





Please...Share dong Sob, jika Sobat menyukainya :

0 komentar:

Posting Komentar

Hey…, sahabat-sahabat bloger, semoga sukses selalu dalam berkarya melalui tulisan… Jangan lupa meninggalkan jejak anda di blog saya ini. Terima kasih.

 

Popular Posts

Data Pengunjung

Putra NTB Menulis (BATUJAI)

Total Tayangan Halaman